“Wahai Aisyah, jika engkau ingin minum hendaklah mengucapkanlah
Bismillah, dan jika air itu mengalir ke dalam perutmu dan tidak terjadi
apa-apa ucapkanlah Alhamdulillah,” kata Rasulullah SAW.
Dulu waktu SD, kita diajarkan sebuah pelajaran tentang konsep benda
mati dan benda hidup. Jelas sekali disebutkan bahwa selain manusia,
binatang dan tumbuhan; semuanya adalah benda mati.
Ini postingan dari blog seseorang, semoga menginspirasi:
Pendek cerita Ustaz doddy membawa buku
tentang penelitian DR Masaru Emoto, tentang air. Menarik sekali karena
air yang kita minum atau air apapun juga, jika kita katakan kepada air
tersebut “kamu bodoh”, maka reaksi dari air tersebut setelah diteliti
molekulnya berubah menjadi buruk. Dan jika dikatakan “mari bekerja”
molekulnya akan lebih baik daripada jika dikatakan “kerjakan!”
Dan yang lebih mencengangkan lagi, air juga bereaksi terhadap doa.
Jika air didekatkan dengan doa maka molekulnya berubah menjadi
heksagonal dan berwarna emas. Dalam penelitian fenomenal ini , DR Masaru
Emoto menyimpulkan bahwa kita, manusia sebaiknya berbaik-baik terhadap
air, dan karena manusia 70 persen terdiri dari air, maka menurut DR
tersebut otomatis kita harus berucap kata yang santun terhadap manusia.
Karena jika tidak molekul air didalam tubuhnya akan berubah menjadi
buruk dan akan membawa dampak pengaruh orang itu akan menjadi marah.
Rasullullah SAW dengan ketinggian ilmunya 14 abad yang lalu
menyatakan kepada Aisyah RA; “Wahai Aisyah, jika engkau ingin minum
hendaklah mengucapkanlah Bismillah, dan jika air itu mengalir ke dalam
perutmu dan tidak terjadi apa-apa ucapkanlah Alhamdulillah”.
Artinya Rasul sangat mengerti bahwa air itu makhluk Allah, yang
ketika kita mengucapkan Bismillah maka air itu akan tunduk kepada kita,
karena kita meminta izin langsung kepada pemilik semesta alam, yang
menciptakan air tersebut. Dan dalam hadis lain Rasul SAW bersabda;
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia
mengucapkan yang baik-baik atau diam”.(HR Bukhari) Artinya sesama
manusia kita tidak diperbolehkan mengeluarkan kata-kata yang dapat
menyakitkan orang lain. Subhanallah.
Barulah saya menyadari bahwa Islam telah jelas menyatakan 14 abad
yang lalu, bahkan jauh dari sebelum itu bahwa seluruh yang diciptakan
Allah disebut dengan makhluk Allah SWT. Dan mereka bertasbih kepada
Allah, yang artinya mereka semuanya hidup. Sebagaimana ayat “Bertasbih
kepada-NYA apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS Al Hasyr [QS
59;24]).
Seluruh makhluk Allah bertasbih, gugusan bintang (al buruj), bintang
(an Najm), bumi ( Al ard), gunung (jabal), angin, awan seluruhnya yang
ada di langit dan dibumi semua bertasbih kepada Allah. Dan saat ini
mereka ditundukkan oleh Allah untuk kepentingan manusia. Hal itu
sebagaimana ayat;“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNYA…”.
Surat Al Jatsiyah (QS 45:13).
DR Masaru Emoto meneliti air tersebut karena dia mengalami suatu
penyakit di kakinya yang sulit sekali disembuhkan, dan dia tercengang
karena dengan basuhan air yang di “treatment” tersebut kakinya bisa
sembuh. Berarti tidak mengherankan jika fenomena air doa yang sering
kita lihat atau bahkan alami disekitar kita. Banyak sekali penyembuhan
lewat air yang didoakan, mungkin pendekatan logikanya mirip dengan
penelitian DR Masaru Emoto tersebut. Namun tetaplah Allah SWT yang Maha
menyembuhkan dan atas seizin Allah kesembuhan itu terjadi. Sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadis:
“Setiap penyakitada obatnya. Bila penyakit dikenai obat, niscaya akan
sembuh atas izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Imam Ahmad, Bukhari dan
Ibnu Majah).
Rasulullah juga mengajarkan banyak doa kesembuhan yang diriwayatkan dalam berbagai hadis, yang antara lain:
“Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini karena
hanya Engkaulah Maha Penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkannya kecuali
ijin Engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian jika kita lebih jauh membahas air, ternyata air yang ada
didunia ini adalah air yang sama dengan air dari zaman Nabi Nuh. Karena
beberapa ulama menyebutkan air pada zaman Nabi Nuh ditambahkan langsung
oleh Allah SWT dari langit, sehubungan peristiwa air bah atau banjir
besar pada zaman Nabi Nuh AS.
Namun setelah itu air itu mempunyai water cycle dengan sangat
teratur; pertama hujan turun, kemudian air yang ada di gunung, bukit,
semua mengalir, yang didalam tanah menjadi air tanah, yang diatas
menjadi mata air, mengalir ke air terjun, sungai sampai terus bermuara
ke laut. Lalu terjadi evaporasi atau penguapan air, yang kemudian
butir-butir air akan menjadi hujan lagi. Begitulah penjelasan
sederhananya. Karena itulah mungkin pemahamannya bahwa air bisa bereaksi
hampir kepada seluruh bahasa. Wallahu a’lam
Subhanallah wal hamdulillah, satu lagi tabir yang terbuka setelah
sekian banyak tabir yang Alloh bukakan kepada kita. Dan lewat ilmu
pengetahuan, kita semakin dapat memahami tanda-tanda kebesaran Alloh
Azza wa Jalla.
Sebagaimana ayat: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu
tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu” (QS. Fushilat, 41 : 53)
Setelah membaca dan mengkaji tentang air ini, kemudian sambil masih
mencoba mengendapkan informasi tentang air, mulut ini bergumam,
“Subhanallah, ternyata air, benda mati itu hidup”.
Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan,
karena yang lebih baik disisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Sumber REPUBLIKA.CO.ID, Ustaz Erick Yusuf