Showing posts with label Mata Kuliah. Show all posts
Showing posts with label Mata Kuliah. Show all posts

Thursday, 12 December 2013

Role Play (Manajemen Risiko)




Salah satu mata kuliah di semester 5 adalah Manajemen Risiko. Manajemen risiko sesuai namanya mempelajri mengenai pengolahan dan pengaturan berbagai macam risiko yang dapat terjadi selama proses sistem di industri berlangsung. Mulai dari segi bahan baku, proses, tenaga kerja, lingkungan maupun masyarakat sekitar industri.
Di Indonesia sendiri banyak industri yang juga terlibat kasus dengan lingkungan masyarakat hingga ada yang haruus berurusan dengan hukum maupun dengan adat setempat.

Penugasan yang diberikan dalam kuliah Manajemen Risiko ini ialah Role Play kasus dalam Agroindustri yang diperankan oleh mahasiswa dalam sebuah kelompok.

Berikut sedikit video amatir dokumentasi kegiatan role play di kelas 357B FTP UGM














^__^

Sunday, 20 October 2013

Mind Mapping "Enterprise Risk Management"





 




Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.

    Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
    Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya

Istilah lain dari pengertian resiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. [3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:

* Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).

Chance of loss
Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

* Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

* Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).


* Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.


* Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

* Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
 

PROSES MANAJEMEN RESIKO

Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap)

(1) Internal environment (Lingkungan internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.

(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu 
(1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance objectives.

Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.

(3) Event identification (Identifikasi risiko)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).

Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu
(1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya organisasi yang meliputi financial assetsphysical assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan di bank,

(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.

Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2) quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking.

Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan. Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregate.

(5) Risk response (Sikap atas risiko)
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.


Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.

(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7) wewenang dan tanggung jawab.

Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive, detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.

(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)
Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.

Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current; (4) accurate; dan (5) accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronis.

(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.

Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action plan.

Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.



Sumber: http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/management-resiko.html

Wednesday, 2 October 2013

Kuliah Tamu (makul pengendalian mutu) - TOFU


Salah satu rangkaian Dies Natalis FTP yang ke 50 itu adalah diadakannya beberapa kuliah tamu. Setauku ada dari Jurusan TIP dan TPHP. Untuk TIP sendiri dimasukkan dalam mata kuliah Pengendalian Mutu dengan tema TOFU, dan dibimbing oleh dosen dari TPHP Bu Trisye dan Dosen dari Jerman (teman dari Pak Wahyu). Jadi kuliah tamu ini diadakan di Auditorium FTP agar sekalian muat untuk banyak mahasiswa yang mengikuti. Penyampaiannya dengan metode ceramah biasa dan menggunakan slide presentasi, beberapa menit di akhir kuliah digunakan untuk sesi tanya jawab. Ya sekalian belajar jadi bule deh, secara penyampainnya pakai bahasa inggris. Meski untuk yang dari dosen TPHP tetap memakai bahasa Indonesia, haha. Sebagian materi masuk lah, meski ada banyak istilah science yang kurang paham atau bisa dibilang tidak paham haha, tapi okelah. Tapi sayang banget nggak dapet softcopy materinya. Ya sudahlah pakai catetan sendiri yang kurang jelas juga ni nulisnya. Dan sori banget ini sedikit tidak lengkap, karena lagi males banget buat nulis -_-































Saturday, 25 May 2013

PRAKTIKUM KIMIA BIOKIMA untuk (TIP) 2012






Critanya baru pertama kali jadi Asisten Praktikum. Jangan dikira karena IP bagus atau orang pinter, nyatanya ni jadi asisten mungkin karena asas kecelakaan dan kebetulan. Intinya awam banget lah, dan jujur gak semua acara itu kita kuasai atau kita 'dong'. Begitu masuk, yang namanya belajar lagi itu wajar. Haha....




Suatu pekerjaan Asisten diakhir acara praktikum di laboratorium Bioindustri.
Banyak banget kertas pink numpuk di meja, pertamanya ditaruh di atas lemari eee ternyata terlalu bahaya karena tumpukannya banyak dan bisa ambruk tiba-tiba. Deritanya masih harus ngoreksi ni ratusan kertas. Tiap anak yang ngerjain macem-macem laporannya, ada yang tulisannya rapi, ada yang super penuh kesabaran mbacanya, ada yang sepi banget tulisan di pembahasan, ada juga yang kurang kertas ampe mlipir nulis di bagian kertas paling bawah yang nggak ada garisnya. Padahal tulisan dia udah di kecilin banget font size nya. Keliatan lah dari hasil laporan itu kita juga bisa nilai masing-masing karakter praktikan kita. Bisa dari tulisannya, bisa dari sifatnya, atau bahkan dari keseriusan mereka. Tapi gak semua bisa dinilai lah dari cuma ngeliat hasil laporan mereka. Sifat mereka juga ketauan dari mereka saat praktikum di lab, dari kepedulian dia dengan anggota kelompoknya atau dengan asistennya, niat mereka untuk praktikum, dan tata krama mereka ke asisten atau dalam kegiatan praktikum itu sendiri. Haha ya tapi keseluruhan kegiatan praktikumnya menarik.
Sedangkan dari sisi Asisten Instruktur Biokim sendiri, super salud lima jempol. Gak cuma untuk beberapa asisten tapi semua lah. Bener-bener saling melengkapi dan tenggang rasa dan siap membantu lah pokoknya antar asisten. Gak kebayang harus ngasistenin Praktikum Biokim sedangkan dalam seminggu ada empat praktikum untuk semester 4 ini padahal shift tiap asisten beda-beda, brarti cuma ada sehari buat Biokim, ya tapi gak mungkin langsung semua praktikum dalam sehari. Akhirnya terpech menjadi 3 hari untuk praktikum Biokim. Jadi agendanya kalo kita para AsIns (Asisten Instruktur) udah selsei dengan praktikum masing-masing, langsung deh ke lab Bioind buat praktikum lagi. Berlaku juga kalo yang ada yang dapet shift sore, wah padet bannget pokoknya. Intinya seminggu full day isinya keluar masuk lab mulu dan pulang malem. Terutama Acara praktikum yang dipegang Rudi, Anggi, Yulia, Yohanes. Paling sering jadi penghuni terakhir tukang matiin AC dan kunci ruangan. Haha keren lah tapi.



Tumpukan laporan anak-anak praktikan Biokima 2012, baru setengahnya padahal. Masih ada beberapa belas lagi laporan untuk minggu terakhir. Jadi intinya ini dah sekitar 85-an laporan gitu lah. Tapi sudah dikoreksi dan sepertinya aku asisten pertama yang dah ngoreksi setinggi ini *halah*





Tapi jangan dikira setelah tahap koreksi bisa leha-leha, masih ada sesi bikin soal, ngoreksi soal, input nilai de el el .
Semangat!



Saturday, 2 March 2013

PROBIOTIK - Mikrobologi Dasar



Disusun oleh:
Hildha Nurmalasari Dewi
Teknologi Industri Pertanian (UGM)

PENDAHULUAN
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran mikroskopis. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikrobia sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikrobia dalam proses. Mikrobia dalam industri menghasilkan bermacam produk, diantaranya adalah antibiotik dan pakan ternak. (Hidayat, 2006). Mikrobiologi Industri dapat didefinisikan sebagai studi tentang skala besar dan profitmotivated produksi mikroorganisme atau produk yang untuk penggunaan secara langsung, atau sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk lain. Jadi ragi dapat dihasilkan untuk konsumsi langsung sebagai makanan untuk manusia atau sebagai pakan ternak, atau untuk digunakan dalam pembuatan roti, produk mikroorganisme itu sendiri, etanol, juga dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman beralkohol, atau digunakan dalam pembuatan parfum, farmasi, dll. Mikrobiologi Industri jelas merupakan cabang dari bioteknologi dan meliputi aspek-aspek tradisional dan asam nukleat.
Suatu mikroorganisme dianggap layak digunakan dalam industri, bukan saja mampu menghasilkan substansi yang menarik, tetapi harus lebih dari itu. Mikroorganisme harus tersedia sebagai biakan murni, sifat genetiknya harus stabil, dan tumbuh dalam biakan berskala-besar. Biakan juga harus dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di laboratorium dan dalam ‘plant’ industri. Biakan tersebut lebih disukai jika dapat menghasilkan spora dan bentuk sel reproduktif lain sehingga mikroba mudah diinokulasikan ke dalam fermentor besar. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat.

 




Probiotik biasanya didefinisikan sebagai suplemen makanan mikroba dengan efek menguntungkan pada konsumen. Probiotik sebagian jatuh ke dalam kelompok organisme 'yang dikenal sebagai asam laktat penghasil bakteri dan biasanya dikonsumsi dalam bentuk yoghurt, susu fermentasi atau makanan fermentasi lainnya. Beberapa efek benefi-finansial dari konsumsi asam laktat bakteri meliputi: (i) meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, (ii) meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mensintesis dan meningkatkan bioavailabilitas nutrisi, (iii) mengurangi gejala intoleransi laktosa, penurunan prevalensi alergi pada individu yang rentan, dan (iv) mengurangi risiko kanker tertentu.
Mekanisme yang probiotik mengerahkan efek mereka sebagian besar tidak diketahui, tetapi mungkin melibatkan memodifikasi pH usus, antagonis patogen melalui produksi senyawa antimikroba, bersaing untuk mengikat patogen dan situs reseptor serta nutrisi yang tersedia dan faktor pertumbuhan, merangsang sel imunomodulator, dan memproduksi laktase. Kriteria seleksi, khasiat, makanan dan suplemen sumber dan isu-isu keamanan di sekitar probiotik yang terakhir. Penyelidikan ilmiah baru-baru ini telah mendukung peran penting dari probiotik sebagai bagian dari diet yang sehat bagi manusia maupun bagi hewan dan dapat menjadi jalan untuk memberikan keamanan alami’, hemat biaya, dan pendekatan yang dapat menjadi penghalang terhadap infeksi mikroba. Essay ini menyajikan review probiotik dalam pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria..
Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria :
1) memberikan efek yang menguntungkan pada host.
2) tidak patogenik dan tidak toksik
3) mengandung sejumlah besar sel hidup
4) mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus
5) tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan
6) mempunyai sifat sensori yang baik
7) diisolasi dari host.       
Efek kesehatan yang menguntungkan dari probiotik adalah :
1) memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa
2) meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus
3) supresi kanker
4) mengurangi kadar kholesterol darah
5) memperbaiki pencernaan, dan stimulasi imunitas gastrointestinal.
Sedangkan perbedaanya dengan prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas, pertumbuhan yang selektif, atau keduanya terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon. Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan.
Food ingredient yang diklasifikasikan sebagai prebiotik harus:
·         tidak dihidrolisa dan tidak diserap dibagian atas traktus gastrointestinal sehingga dapat mencapai kolon tanpa mengalami perubahan struktur dan tidak diekskresikan dalam feses
·         substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora yang menguntungkan dalam kolon, jadi memicu pertumbuhan bakteria
·         mampu merubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan

Pada akhir abad 19, mikrobiologi mengidentifikasi mikro-flora yang dalam (GI) saluran pencernaan yang sehat. Mikroflora ini menguntungkan, dalam saluran pencernaan yang disebut probiotik. Peran dari bakteri probiotik dalam fermentasi susu adalah untuk membantu dalam: (i) pelestarian susu oleh asam laktat dan anti mikroba com-pound, (ii) produksi senyawa flavor (misalnya asetaldehida dalam yoghurt dan keju) dan metabolisme (polisakarida ekstraseluler misalnya) yang akan menyediakan produk dengan sifat organoleptik yang diinginkan oleh konsumen; (c) untuk meningkatkan nilai gizi makanan, seperti, misalnya, pelepasan asam amino bebas atau sintesis vitamin, dan (iv) penyediaan sifat terapeutik atau profilaksis bagi penyakit kanker dan kontrol kadar kolesterol serum. Laktosa malabsorpsi dapat mengganggu asupan protein dan kalsium dan mikroflora ini mampu memberikan banyak manfaat kesehatan di luar nilai gizi dasar. Metchnikoff (1908) mungkin adalah peneliti pertama yang mengusulkan bahwa produk susu fermentasi memiliki sifat yang sangat menguntungkan. Selama dua dekade terakhir telah ada minat baru dalam studi tentang aspek nutrisi dan therapeutic dari produk ini. Sementara sejumlah peneliti telah menyarankan bahwa kebiasaan mengkonsumsi asam laktat dan produk fermentasinya dapat memberikan manfaat nutrisi dan therapeutic bagi para konsumen. Industri probiotik terus berkembang, dan minat dalam membangun kredibilitas ilmiah telah mencapai bagi banyak perusahaan dan ilmuwan.

Kerja probiotik
Untuk memahami bagaimana probiotik bekerja, sangat penting untuk memahami sedikit tentang fisiologi, mikrobiologi saluran pencernaan dan proses pencernaannya. Proses pencernaan dimulai segera setelah makanan masuk ke dalam mulut dan perut, mikroba hadir dalam saluran pencernaan yang memiliki potensi menguntungkan, merugikan atau secara netral.
Mikroba dalam usus kecil dan usus besar menyelesaikan proses pencernaan.
Mikroba usus tertentu dikenal untuk menghasilkan
vitamin dan mereka nonpathogenic, metabolisme mereka adalah yang tidak menyebabkan perbusukan, dan kehadiran mereka berkorelasi dengan flora usus yang sehat. Produk akhir metabolisme pertumbuhan mereka adalah asam organik (asam laktat dan asetat) yang cenderung menurunkan pH dari isi usus, pembuatan kondisi yang kurang diinginkan untuk bakteri akan berbahaya.
Probiotik juga dapat mempengaruhi fungsi pelindung lainnya dari mukosa usus, termasuk sintesis dan sekresi peptida antibakteri, mucins. Saluran pencernaan juga berfungsi sebagai permukaan mukosa besar yang menjembatani kesenjangan antara 'dalam tubuh' dan 'luar tubuh'. Sepanjang permukaan cosal, mikroba dan antigen asing menjajah atau melewati saluran pencernaan berinteraksi dengan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Interaksi ini berfungsi utama atau merangsang sistem kekebalan tubuh agar berfungsi optimal. Fungsi ini telah disarankan untuk mengurangi infeksi dan reaksi alergi terhadap kemungkinan antigen makanan.

Sejarah
Konsep probiotik berkembang sekitar tahun 1900, ketika pemenang Hadiah Nobel Elie Metchnikoff mempunyai hipotesis bahwa, panjang hidup sehat dari petani Bulgaria adalah hasil dari konsumsi produk susu fermentasi dan kemudian ia yakin bahwa yoghurt mengandung organisme yang diperlukan untuk melindungi usus dari kerusakan akibat bakteri berbahaya lainnya. The clinical pertama uji cobakan pada tahun 1930 tentang pengaruh probiotik pada sembelit. Pada tahun 1950, produk probiotik telah dilisensi oleh Amerika Serikat Departemen Pertanian sebagai obat untuk pengobatan gerusan (infeksi Escherichia coli) antara babi. Selama abad terakhir, berbeda mikro-organisme telah digunakan untuk kemampuan mereka untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Penemuan oleh Mann dan Spoerig (1974) bahwa orang-orang yang minum yoghurt difermentasi dengan strain liar Lactoba-cillus sp. Memiliki tingkat kolesterol yang rendah. Penggunaan probiotics merupakan perlawanan antibiotik sebagai terapi gangguan mikroba.

Pemilihan probiotik
Kriteria atau seleksi untuk bakteri asam laktat yang dapat digunakan sebagai 'probiotik' mencakup kemampuan berikut untuk: (i) memberikan efek yang menguntungkan pada host, (ii) menahan ke dalam bahan makanan pada jumlah sel-tinggi, dan tetap layak bagi seluruh produk hidup, (iii) mampu menahan transit melalui saluran pencernaan, (iv) mematuhi lapisan epitellium sel usus dan menjajah lumen saluran tersebut; (v) menghasilkan zat antimikroba terhadap patogen, dan (vi ) menstabilkan mikroflora usus dan dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Probiotik harus memiliki rantai hidup yang baik dalam makanan atau olahan, yang mengandung sejumlah sel besar yang layak pada saat dikonsumsi, dan menjadi nonpathogenicdan tidak beracun dalam persiapan mereka. Probiotik yang paling exten-sively dipelajari dan banyak digunakan adalah bakteri asam laktat, khususnya Lactobacillus dan Bifido-bakteri spp. 

 
Manfaat kesehatan dan efek terapi probiotik
Ada berbagai manfaat kesehatan yang menguntungkan dari pengkonsumsian probiotik. Gejala klinis yang telah dilaporkan atau memiliki potensi untuk dibantu oleh probiotik termasuk diare, gastroenteritis, sindrom iritasi usus, dan inflamasi-tory penyakit usus (IBD, penyakit Crohn dan kolitis ulserativa), kanker, fungsi kekebalan tertekan, pencernaan laktase tidak memadai , alergi bayi, kegagalan berkembang, hiperlipidaemia, penyakit hati, infeksi Helicobacter pylori, dan lain-lain. Kasus diare ringan sampai berat seringkali merupakan efek samping pemberian antibiotik. Telah dibuktikan bahwa terapi antibiotik dapat menekan flora usus normal dan “kevakuman mikroba” yang terjadi dapat diisi oleh galur bakteri pathogen. Perubahan keseimbangan mikroflora dapat juga memicu munculnya galur bakteri yang resisten dan paling sedikit seper tiga kasus diare karena antibiotik berkaitan dengan Clostridium difficile.
Oleh karena itu, probiotik yang dapat mengembalikan flora normal, dapat digunakan untuk mencegah diare karena antibiotik. Beberapa uji klinik menggunakan S. boulardii, Lactobacillus dan Enterococcus telah dilakukan untuk mencegah diare karena antibiotik dan umumnya memberikan hasil yang baik.
1)      Traveller’s Diarrhea
Traveller’s diarrhea merupakan sindrom yang biasa menyerang wisatawan bukan saja di negara ber- kembang tetapi juga di Eropa dan Amerika. Angka kejadian berkisar antara 20-50 persen bergantung pada asal turis, tujuan wisata dan jenis wisatanya. Diare biasanya sembuh spontan tetapi dapat merusak acara wisata sehingga menimbulkan ketidak nyamanan dan kekecewaan. Beberapa patogen sering dikaitkan sebagai penyebab, tetapi yang tersering adalah E. coli yangmemproduksi enterotoksin. Beberapa penelitian membuktikan bahwa probiotik memberikan manfaat dalam mencegah travellers diarrhea.
Mekanisme efek probiotik pada diare:
     Perubahan lingkungan mikro lumen usus (pH, oksigen)
     Produksi bahan antimikroba terhadap beberapa patogen
     Kompetisi nutrien
     Mencegah adhesi patogen pada enterosit
     Modifikasi toksin atau reseptor toksin
     Efek trofik terhadap mukosa usus melalui penyediaan nutrien
     Imunomodulasi

2)      Intoleransi Laktosa
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian yoghurt pada anak dengan intoleransi laktosa dapat menurunkan  produksi H2  dan mengurangi gejala klinis.21,22   Sejumlah mikroorganisme seper ti  L. Bulgarius, S. thermophilus dan L acidophilus ternyata mempunyai aktivitas laktase in  vivo sehingga membantu mempercepat digesti laktosa. Asam laktat dari yoghurt meredakan gejala intoleransi laktosa pada individu yang kekurangan laktosa. Manfaat baik tampaknya menjadi konsekuensi dari bakteri asam laktat dalam fermentasi susu,aktivitas laktase meningkat dalam usus kecil (Alm 1982; Gilliland dan Kim 1984; Fernandes et al 1987;.. Marteau et al 1990).
3)      Penyakit hati
Hepatic encephalopathy (HE) adalah penyakit hati dan dampaknya bisa mengancam nyawa. Patogenesis tepat yang menyebabkan HE masih belum diketahui. The Strep probiotik. thermo-philus, Bifidobacteria, L. acidophilus, Lactobacillus perkebunan-rum, L. casei, L. bulgaricus delbrueckii, dan E. faecum mengandung efek terapi memiliki beragam mekanisme aksi yang bisa mengganggu patogenesis HE dan dapat membuat mereka unggul untuk memberikan pengobatan dan tekanan portal lebih rendah dengan penurunan risiko perdarahan.

4)      Peradangan / arthritis
Suplementasi probiotik memiliki efek baik langsung maupun tidak langsung. Probiotik menunjukkan efek langsung secara lokal di saluran pencernaan, termasuk modulasi penduduk bakteri usus-ies dan produksi vitamin. Ada juga efek tidak langsung yang diberikan di situs luar saluran pencernaan, termasuk sendi, paru-paru, dan kulit. Efek tidak langsung kemungkinan besar hasil dari dampak pada imunitas, melalui perubahan mediator inflamasi seperti sitokin. Modulasi respon inflamasi mungkin berhubungan dengan mengatur atau memodulasi sistem kekebalan tubuh baik secara lokal di saluran pencernaan. Spekulasi ini menyatakan bahwa peradangan yang terkait dengan rheuarthritis matoid mungkin dimodulasi dengan menggunakan probiotik. Tiga puluh pasien remaja dengan arthritis kronis secara acak dialokasikan untuk menerima GG Lactobacillus atau kolostrum sapi untuk jangka waktu 2 minggu. Pertahanan imunologi dan usus nonimmunologikal yang diselidiki dalam darah dan tinja. Telah diamati oleh peneliti yang berbeda yang usus mekanisme pertahanannya terganggu dalam arthritis kronis dan menyarankan lisan GG Lactobacillus diberikan memiliki potensi untuk memperkuat penghalang mukosa mekanisme-mekanisme dalam gangguan ini. Ketika inflammed, saluran pencernaan menjadi permeabel dan berfungsi sebagai penghubung antara inflamasimatory penyakit saluran pencernaan dan ekstra-inflamasi gangguan seperti arthritis. Modulasi atau downregulation dari sistem kekebalan tubuh dan pengurangan berikutnya di permeabilitas dapat terjadi akibat mengkonsumsi probiotik.
Potensi probiotik untuk mengontrol alergi inflamasi-mation pada usia dini dinilai dalam studi dou-ble-blind acak plasebo-terkontrol. Hasil penelitian ini memberikan demonstrasi klinis utama dari strain probiotik tertentu dapat memodifikasi perubahan yang berhubungan dengan alergi inflamasi. Data lebih lanjut menunjukkan bahwa probiotik dapat menetralkan respon inflamasi di luar lingkungan usus. Efek gabungan dari strain probiotik akan memandu bayi melalui masa sapih, saat sensitization terhadap antigen yang baru ditemui dimulai.

5)      Alergi / eksim
Prevalensi penyakit alergi telah meningkat selama 35-40 tahun terakhir, terutama di masyarakat Barat. Meskipun penelitian awal tentang bagaimana probiotik dapat memodulasi reaksi alergi, mereka untuk dapat memberikan suatu efek menguntungkan dengan meningkatkan fungsi penghalang mukosa dan sistem stimulasi kekebalan tubuh. Bakteri probiotik penting dalam menurunkan peradangan yang terkait dengan hipersenditif reaksi pada pasien dengan eksim atopik dan alergi makanan. Pada bayi baru lahir, bakteri awal yang menjajah saluran pencernaan steril dapat membentuk ceruk permanen dan berdampak jangka panjang pada regulasi imun dan subsekuen perkembangan gangguan atopik.
Disarankan bahwa probiotik dapat meningkatkan penghalang endogen mekanisme-mekanisme usus dan mengurangi peradangan usus, yang menyediakan alat yang berguna untuk mengobati alergi makanan. Probiotik juga dapat membantu dalam mengurangi beberapa gejala alergi makanan seperti yang terkait dengan protein susu. Mungkin dengan menurunkan protein ini untuk peptida yang lebih kecil dan asam amino, ditambahkan ke makanan bayi formula hidrolisat yang menurunkan gejala dermatitis atopik .

6)      Kanker
Secara umum, kanker disebabkan oleh mutasi atau aktivasi gen abnormal yang mengontrol pertumbuhan sel dan pembelahan. (Zat yang menyebabkan kesalahan dalam gen yang dikenal sebagai mutagen.) Sistem kekebalan tubuh mengenali dan menghancurkan sel-sel yang paling normal. Banyak proses atau eksposur dapat meningkatkan terjadinya sel-sel abnormal. Kewaspadaan yang meminimalkan eksposur tersebut mengurangi risiko kanker. Di antara eksposur berpotensi berisiko ialah banyaknya eksposur kimia. Bahan kimia penyebab kanker (karsinogen) dapat dicerna atau dihasilkan oleh aktivitas metabolisme mikroba yang hidup dalam sistem GI. Aktivitas dari enzim yang mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen sering digunakan sebagai indicator pengaruh probiotik pada usus mikro-flora dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa konsumsi L. casei mungkin menunda kekambuhan kandung kemih tumor, namun temuan ini menunggu konfirmasi.
Salah satu hipotesis untuk pencegahan atau penundaan perkembangan tumor dengan lactobacillus adalah bahwa mereka mungkin mengikat senyawa mutagenik pada usus, sehingga mengurangi penyerapan mutagen tersebut. Studi terbaru menemukan bahwa intervensi dengan yoghurt probiotik, yang termasuk strain L. acidophilus 145 dan Bifidobacterium longum 913, secara signifikan menurunkan fae-cal genotoxicity air dibandingkan dengan standar yoghurt. Namun, intervensi probiotik juga meningkatkan kerusakan oksidatif, kegiatan pro oksidatif baik dipantulkan atau stimulasi endogenous sistem pertahanan. Suplemen makanan dengan strain L. acidophilus secara signifikan menekan jumlah sel kanker usus besar pada tikus secara dosis-tergantung. Bifidobacterium longum juga telah terbukti dapat menghambat timbulnya usus, hati, tumor usus dan payudara pada tikus kecil Shahani dan Ayebo (1980) dan Shahani (1983) menekankan bahwa L. acidophilus Super galur DDS1 diproduksi untuk mendukung aktivitas antitumor yang kuat. Hosono (1986) melaporkan bahwa susu yang difermentasi dengan L. delbrueckii ssp. bulgaricus diperlihatkan antimutagenik terhadap 4NQO, mutagen yang khas, dan ekstrak air dari kotoran anjing, mutagen feses, dalam uji in vitro. Ada beberapa bukti penelitian utama yang menyatakan probiotik mampu mengurangi risiko kanker dengan cara melawan efek mutagenik dan genotoksik.
Keamanan dan Masa Depan Implikasi Probiotik
Sejauh ini tampaknya pemakaian probiotik aman. Penggunaan bakteri penghasil asam laktat selama berabad-abd dalam bentuk susu fermentasi dan yoghurt tanpa laporan efek samping yang bermakna menjadi jaminan bagi keamanannya. Namun, selalu ada kemungkinan tetap bahwa konsumsi probiotik dapat menyebabkan infeksi-tion dan bahwa individu akan merespon dengan cara yang berbeda untuk strain tertentu. Industri makanan harus hati-hati menilai keamanan dan kemanjuran dari semua spesies baru dan strain probiotik sebelum memasukkan mereka ke produk makanan.
Terlepas dari masalah dengan dosis dan kelangsungan hidup strain probiotik, kurangnya standarisasi industri dan potensi masalah keamanan, ada potensi besar untuk manfaat probiotik atas berbagai kondisi klinis. Penelitian yang berlangsung akan terus mengidentifikasi dan mengkarakterisasi strain probiotik yang ada, mengidentifikasi klasifikasi hasil, menentukan dosis optimal dibutuhkan untuk hasil tertentu dan menilai stabilitas mereka melalui pengolahan dan pencernaan.
Teknologi gen tentu akan berperan dalam mengembangkan strain baru, dengan sekuensi gen yang memungkinkan untuk peningkatan pemahaman mekanisme dan fungsi dari probiotik.  Penelitian akan fokus pada cara untuk memperpanjang kehidupan dan kemungkinan bertahan hidup probiotik melalui saluran pencernaan, mengoptimalkan kapasitas adhesi dan mengembangkan prosedur yang tepat dalam hal produksi, penanganan dan kemasan untuk memastikan bahwa manfaat yang diinginkan dikirim ke dengan baik ke konsumen. Seiring waktu, produk makanan baru yang mengandung probiotik akan muncul seperti bar energi,  sereal,  jus, formula bayi dan keju. Pembentukan standar identitas untuk probiotik yang mengandung produk makanan akan berfungsi untuk mempercepat pengembangan dan ketersediaan produk makanan.


KESIMPULAN
The oral terapi probiotik dapat bermanfaat dalam mengatasi banyak gangguan baik di dalam dan di luar saluran pencernaan. Efek langsung dari probiotik dalam saluran pencernaan didokumentasikan dengan baik dan mencakup upregulation imunoglobulin seperti IgA, inflamasi downregulation sitokin, dan peningkatan fungsi usus penghalang. Bukti penelitian baru mendukung tidak langsung efek sistemik dari probiotik untuk mengatasi dari gangguan, termasuk penyakit atopik, kompromi kekebalan tubuh, kanker, diare, alergi dan infeksi vagina. Kesehatan professional adalah dalam posisi yang ideal untuk memandu konsumen terhadap penggunaan profilaksis dan terapi yang tepat dari probiotik yang memberikan efek kesehatan menguntungkan yang diinginkan.