Showing posts with label praktikum. Show all posts
Showing posts with label praktikum. Show all posts

Tuesday, 16 September 2014

Kunjungan Industri Pembuatan Tahu Putih di Wirobrajan





Kunjungan industri kali ini berada di daerah Wirobrajan, Yogyakarta dengan produk utama ialah tahu putih. Industri tahu ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola Ibu Juminem ini adalah masih berupa home industri dan dalam prosesnya dibantu oleh anaknya.

Hasil samping produk tahu putih ini nantinya diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai. Industri tahu ini menggunakan kedelai impor dan kedelai lokal, dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Untuk air yang digunakan selama proses pembuatan menggunakan air sumur dimana digunakan untuk keperluan mencuci, memasak, dan merendam. Untuk mesin dan peralatan yang ada, industri ini menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu dan serbuk kayu, mesin penggiling dengan bahan baku solar (dalam 2 hari mampu menhabiskan 5 liter solar), media memasak, kain sebagai penyaring, batu sebagai alat bantu pengepresan, dan beberapa peralatan pencetak ukuran tahu. Tungku pemanasan menggunakan sisem uap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, uap dialirkan menggunakan pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai menggunakan air, dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai hasil sortasi tersebut kemudian direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya barulah kedelai dicuci bersih dan digiling hingga menjadi sari kedelai. Kedelai impor dan lokal dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat pula keduanya tidak dicampur. Sari kedelai direbus dalam benjana perebusan hingga mendidih dan matang secara sempurna. Benjana perebusan pada industri ini terbuat dari semen. Setelah mendidih, maka kemudian disaring menggunakan kain penyaring lapis dua menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya, dimana nantinya yang dihasilkan benar-benar saripati kedelai. Setelah disaring, ampasnya disisihkan.

Saripati kedelai yang telah masuk bejana pencampuran kemudian ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air yang sisa pada proses pencampuran saripati kedelai dengan air fermentasi pada proses sebelumnya. Air fermentasi yang digunakan adalah air fermentasi berumur 1 hari, semakinn lama semakin cepat proses penggumpalannya. Dalam sekali proses digunakan 2 ember air fermentasi. Selanjutnya ditunggu hingga menggumpal dan air yang ada terpisah di atas untuk kemudian disedot dengan selang agar dapat dkeluarkan dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan pada produksi selanjutnya. Saripati kedelai yang telah menggumpal kemudian dipindahkan pada kotak kayu yang dilapisi kain untuk dicetak yang sebelumnya ditunggu hingga padat. Proses ini memakan waktu kurang lebih 15 menit, tahu yang sudah padat kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm atau 15 cm. Setelah itu tahu direndam dalam ember berisi air agar tetap segar dan tidak lengket satu dengan lainnya.

Seperti industri lainnya, industri tahu ini juga menghasilkan limbah. Limbah padat yang dihasilkan yaitu ampas tahu diolah menjadi tempe gembus atau pakan ternak, sedangkan limbah cairnnya dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola oleh pemerintah.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan langsung ke industri tersebut, tentunya terdapat beberapa kendala yang dialami dalam menjalankan industri tahu Bu Juminten, hal tersebut antara lain adalah kurangnya tenaga kerja karena hanya ada 1 pekerja di sana, harga bahan baku yang naik turun tidak stabil, harga solar yang mahal, juga kurangnya ketersediaan kedelai lokal meskipun sebenarnya kedelai lokal menghasilkan tahu yang lebih enak.



 
 Proses penggilingan kedelai yang sebelumnya telah direndam


 
Instalasi pemasakan kedelai menggunakan benjana semen dengan sistem uap dan pengairan melalui pipa yang ada di atas bejana untuk memudahkan pemberian air saat pemasakan.

 
 Pemasakan kedelai yang telah digiling hingga matang



 
Alat penyaring yang digunakan terbuat dari anyaman bambu yang atasnya nanti dialasi kain tipis untuk menyaring sari kedelai



Setelah matang dilakukan proses penyaringan ampas dengan sari kedelai ke dalam media bejana yang lain



 
 Supaya sari kedelai tersaring maksimal, maka pengepresan dibantu dengan penindihan menggunakan batu


 
Setelah hanya tersisa sari kedelai maka dicampur dengan cuka/kecutan (dalam industri ini mereka menggunakan air kecutan atau air fermentasi produksi sebelumnya, selain murah juga agar mengurangi limbah cairnya).
Sari kedelai mengandung protein, sehingga saat dicampur dengan cairan asam (cuka) maka akan terjadi penggumpalan yang nantinya akan memadatkan sari kedelai sehingga menjendal dan keras yang pada akhirnya kita menyebutnya sebagai tahu.




 Setelah sari kedelai mulai menggumpal maka air kecutan dibuang (atau disimpan kembali sebagai kecutan untuk produksi selanjutnya). Dalam industri ini pengambilan air menggunakan selang besar yang akan menyedot air dari dalam bejana yang atasnya diletakkan tampah sebagai filter agar gumpalan tahu tidak terikut.



 Sari kedelai yang telah menggumpal dicetak dalam cetakan kayu berbentuk kubus.

 
Cetakan ditutup dengan papan kayu agar air didalamnya berkurang dan tahu cepat memadat.



 
 Tahu yang sudah jadi


 
 Ampas tahu dari hasil proses penyaringan dengan sari kedelainya




Ibu Juminten sang pemilik industri pembuatan tahu putih



 Tim praktikum mikrobiologi industri angkatan 2012 bimbingan saya












*) Proses dan alat yang ada pada industri tahu ini mungkin berbeda dengan industri tahu lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan industri dan keinginan pemiliknya masing-masing.









Tuesday, 25 March 2014

Bowl-Ling Fruit Bar (Sup Buah-Jogja)









Usaha kuliner di Jogja memang sedang menjamur, namun beberapa pilihan usaha kuliner memiliki target pasarnya sendiri. Seperti Bowl-Ling Fruit Bar yang ada di kota Jogja. Untuk mengetahui sejarah, seluk beluk, menu dan keistimewaan usaha satu ini, yuk simak ulasan berikut ini.

Bowl-Ling Fruit Bar merupakan salah satu usaha dibidang kuliner yang berdiri pada tanggal 1 Maret 2013. Sudah satu tahun lebih Bowl-Ling Fruit Bar ini berdiri, dimana Bowl-Ling Fruit Bar ini dibangun oleh dua orang perempuan bernama Vika Martin sebagai pemilik yang khusus memegang bagian marketing dan SDM, serta Rina sebagai pemegang kendali produksi dan keuangan. Sebelumnya, warung sup buah ini bernama Es Ling-Ling hingga akhirnya berubah nama menjadi Bowl-Ling Fruit Bar tidak lama ini. Ide mendirikan usaha ini berawal dari adanya keinginan pemilik untuk melakukan usaha mandiri, kemudian melihat kebutuhan konsumen terutama keinginan mahasiswa baru-baru ini. Selain itu motivasi tersebut didorong pula dengan inspirasi ketika berkunjung ke Semarang dimana terdapat usaha-usaha sejenis. Target pasar mereka yang utama ialah para mahasiswa dan kalangan anak muda pada umumnya yang paling banyak berada di sekitar lokasi usaha.

Bowl-Ling Fruit Bar memperkenalkan dan mempromosikan pertama kali ialah dengan sistem 'mulut-ke-mulut' dimana promosi dari teman sendiri yang sudah pernah berkunjung ke Bowl-Ling Fruit Bar yang kemudian disebarkan kepada teman atau kenalan lainnya. Selain itu dengan cara memperbanyak relasi dan memberikan apresiasi produk lain, kemudian menggunakan media sosial untuk promosi produk, sistem buy one get one dan yang pasti Bowl-Ling Fruit Bar juga kerap mengadakan acara-acara seperti stand up comedy atau acara musik untuk meningkatkan minat pembeli agar berkunjung ke Bowl-Ling Fruit Bar.




Keunggulan yang ditampilkan Bowl-Ling Fruit Bar ini ialah pertama, mereka mengutamakan penampilan. Bagaimana cara mereka untuk menarik pelanggan dengan cara mempercantik penampilan, segi interior tempat, desain sajian menu. Kedua mereka mengutamakan kualitas dari menu yang ada yaitu dari segi rasa mereka menggunakan buah asli dan segar serta tidak menggunakan sirup sebagai pemanisnya karena menggunakan gula asli. Selain itu es atau air yang digunakan menggunakan air matang.

Dari segi tempat yang digunakan sebagai lokasi, Bowl-Ling Fruit Bar memilih lokasi yang dekat dengan keramaian dan tidak jauh dari jalan utama kendaraan. Untuk sistem pelayanan konsumen memang perlu ditingkatkan karena dari segi SDM yang kurang serta tempat yang masih kurang luas untuk menampung pelanggan dan penikmat Bowl-Ling Fruit Bar yang selalu ramai berdatangan.

Menu yang disediakan di Bowl-Ling Fruit Bar terdapat 15 varian rasa sup buah, dimana mereka akan terus merencanakan pengembangan varian rasa dan sistem box take away agar dapat meningkatkan penjualan. 

Untuk rasa dan porsi di Bowl-Ling Fruit Bar dijamin enak dan memuaskan serta masih di taraf kantong mahasiswa.




Kak Vika (baju kuning)

Wednesday, 4 December 2013

Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan


Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan, Yogyakarta







Kunjungan industri kali ini, tempat yang dipilih adalah suatu industri (UKM) pembuatan tahu yang berada di Wirobrajan, Yogyakarta. Industri ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola oleh Ibu Juminem ini adalah home industry yang dikelola oleh keluarganya dan dalam proses pembuatannya dibantu oleh anaknya. 

Produk utama yang diproduksi oleh Ibu Jumninem ini adalah tahu putih, yang nantinya hasil sampingnya yakni ampas tahu yang diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai lokal dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Selain itu air yang digunakan adalah air sumur. Bahan bakar untuk memasak ialah kayu dan serbuk kayu. Tungku yang digunakan untuk memasak kedelai menggunakan prinsip uap, dimana uap panas dihasilkan dari pembakaran kayu yang kemudian dialrikan menggunakan pipa-pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai dengan cara merendam kedelai dalam ember berisi air. Dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai yang merupakan hasil sortasi tersebut lalu direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya, barulah kedelai dicuci bersih dengan air sumur. Kedelai impor maupun kedelai lokal yang merupakan bahan baku dari tahu ini, dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat juga kedua jenis kedelai ini tidak dicampur. Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.






 
Bahan baku pembuatan tahu






 
Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.




Sari kedelai ini kemudian direbus di tungku perebusan sampai mendidih dan matang merata, Setelah mendidih, kemudian sari kedelai disaring menggunakan kain dengan serat yang tidak terlalu rapat menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya. Hasilnya berupa saripati kedelai yang telah dipisahkan dengan limbahnya yang kemudian pada proses selanjutnya ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air sisa perebusan sari kedelai yang telah diambil ampasnya yang berumur 1-2 hari. Air fermentasi yang digunakan dalam sekali produksi adalah sebanyak 2 ember berukuran sedang. Campuran tersebut kemudian diaduk rata lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan antara saripati kedelai yang berbentuk gumpalan-gumpalan dan air fermentasi yang berada dibagian atas. Semakin lama air fermentasi yang digunakan, maka akan semakin cepat proses penggumpalan sari pati kedelainya sehingga proses selanjutnya akan lebih cepat dikerjakan.

Air yang berada dibagian atas permukaan kemudian disedot menggunakan selang berukuran besar untuk mempermudah proses pemisahan. Air yang disedot keluar sebagian dibuang dan sebagian lagi disimpan untuk proses pembuatan tahu keesokannya lagi sebagai fermentor. Sari pati kedelai yang menggumpal tersebut lalu diangkat dan dipindahkan ke cetakan tahu yang terbuat dari balo kayu yang sebelumnya diberi alas kain tipis dibawahnya. Setelah dipindahkan ke cetakan kayu lalu ditutup dengan papan kayu dan didiamkan selama kurang lebih 15 menit. Tahu yang telah jadi kemudian dipotong kotak-kotak berukuran sedang.




Perebusan kedelai yang sudah digiling, menggunakan tungku dari semen (bis sumur) dengan sistem penguapan yang dialirkan menggunakan pipa ke bagian dasar bejana tungku






 
Air fermentasi yang digunakan untuk membuat tahu.




 
Pekerja (anak dari Ibu Juminem) yang sedang mempersiapkan proses penyaringan sari kedelai menggunakan kain saring berwarna hijau.





 
Proses pengadukan saat perebusan sari kedelai agar matang secara merata.





 
Praktikan kelompok C dan O




 
Sari kedelai dipindahkan ke bejana selanjutnya untuk dilakukan proses penyaringan.





 
Proses penyaringan saripati kedelai dengan ampasnya yang dibantu dengan ditimbun batu agar mempercepat peyaringan.







 
Proses pemberian air fermentasi ke dalam bejana yang berisi saripeati kedelai yang telah terpisah dengan ampasnya. Dibutuhkan 2 ember air fermentasi.


 




 
Proses penyedotan untuk memisahkan air fermnetasi dengan saripati kedelai yang telah menggumpal.





 
Hasil dari proses pencampuran dengan air fermentasi dan telah dipisahkan dengan permukaan atasnya.





 
Pemindahan ke cetakan ahu yang terbuat dari kayu berbentuk balok yang dibwahnya dialasi dengan kain saring, dan didiamkan beberapa saat agar mendapat bentuk yang kotak.





 
Ditutup dengan papan kayu agar mempercepat air keluar.








 
Foto praktikan kelompok C dan O bersama Ibu Juminem.




Seperti pada industri tahu pada umumnya, tentunya selalu ada limbah yang dihasilkan. Limbah pada yang dihasilkan berupa ampas tahu yang biasanya diolah menjadi gembus, sedangkan limbah cair dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola pemerintah. Pemasaran produk tahu buatan Ibu Juminem ini adalah dengan penjualan yang dilakukan oleh Ibu Juminem sendiri yang dijajakan dipasar atau ada orang-orang yang memang sengaja membeli langsung ke tempat Ibu Juminem. Biasanya Ibu Juminem menjualnya kepada pedagang di Pasar Nithikan dan Pasar Sorogenen. Tahu Ibu Juminem ini belum meiliki merk dagang dan dijual dengan harga 300-400 rupiah per buah, sedangkan gembusya dijual 250 rupiah per buah.









~ Laporan kunjungan industri
~ Photo by Co-ass






Monday, 1 July 2013

Penutupan Praktikum S1 Jurusan TIP 2013




Hari Ujian Akhir Semester kemaren terakhir hari Kamis 26 Juni 2013 , dengan mata kuliah penutup Statistik Industri. Wow banget, lebih sedikit sih soal yang dikeluarkan dari soal UTS kemaren , tapi men tau sendiri lah. Dasarnya emang lemah di itungan... Huhu Jadi soalnya itu cuma 2 nomor, tapi nomor yang kedua itu tentang perhitungan SPSS dimana suruh mencari nilai validitas dan reliabilitas. Nah kalo prakteknya ngitung langsung dikomputer, jadi otomatis. Lha ini aku bingung gimana nyarinya, padahal udah open book sgala. Haduuh nyari rumusnya aja dah brapa menit sendiri. Alhasil baru nyadar harus ngitung manual satu-satu per satuan data disaat waktu tinggal setengah jam-an. Mau dikebut gimana juga udah tau sih gak bakal selsei, tapi ya apa daya lanjut deh. Yang penting haru terakhir deh, dijalanin aja demi semester 4. Haduh malah tambah galau ngomongin akhir semester 4, berdoa aja demi IPK. 

Setelah UAS rampung, ternyata ada undangan untuk acara penutupan praktikum S1 TIP 2013. Acaranya sih cuma penutupan biasa sambil makan-makan, tapi sebelum hari H disuruh buat bikin video persembahan satu Lab cukup satu video aja. Terserah sesuai ide asisten. Tapi ribet juga koordinasi dua kelompok asisten satu laboratorium karena banyak orang berarti susah nyamain jadwal buat bikin, apalagi itu masih dalam suasana UAS. Haduuuh, dari ngumpulin orangnya, mau bikin apa, bingung juga. Yang paling gak banget tuh dikejar-kejar teknisi dan koor praktikum S1 buat cepet ngumpulin videonya. Parah gila. Sebenernya udah bikin tak sempetin lembur pas hari libur, tapi ada yg belum ngumpulin bahan video buat di gabungin jadi satu gara-gara dikira masih lama ngumpulnya. Ya sudah saya kalem-kalem aja. Eh, ternyata belum dibikin dan harus nunggu harap-harap cemas karna takut gak selsei padahal paginya ujian Statind jam 7.30. Sore katanya udah dikirim, tapi aku cek-cek terus email gak ada satupun yang masuk mpe malem, mikir juga gimana video dikirim lewat email gitu pasti lama. Mau baca-baca buat blajar juga jadi gak tenang karna kerjaan belom selsei, akhirnya minta berupa foto aja yang dikirim biar sekalian jadiin satu. Itupun kekirim baru malem karna emang gede file yang dikirim. Makin bete malem baru bisa gabungin foto biar jadi video. Otomatis cuma baca dikit buat blajar. Dan setelah berkutat mpe tengah malem nungguin jadiin format avi biar bisa diputer tuh video, gak tau ada setan apalagi yang bikin leptopnya gak bisa nyelsein proses formatnya. Huaaa kesel banget, udah malem banget, belom sempet blajar statind lagi, dan harus ujian paginya. Rasanya pengen bakar rumah malem itu. Akhirnya harus ngulang bikin lagi pake leptopku, sebelumnya pake tempat mbak ayu karna buat gabungin video, leptopku jadi super lemot dan jadi ngehang berulang kali. Namun Zonk juga ketika pake leptop mbak ayu malah sialnya gak bisa nyelsein format videonya padahal udah finish. Oke yang dibutuhkan cuma sabar, meski sebelnya minta ampun. Ngulang lagi pake leptopku dari awal, awal banget dan ngedit ngepasin potongan video pake feeling aja. Tapi untuk ngedit potongan video di movie maker emang bener-bener gak bisa, jadi nyerah buat dibikin dikampus aja, apapun resikonya. Dan malemnya aku selsein proses format video nya ke avi. 


Dan dengan perasaan masih gonduk gara-gara seret ngerjain Statind, langsung cus ke Lab. Bioind buat nyelsein video yang tinggal dikit itu pake leptop lain, yang jelas bukan leptop penyakitan kayak tempetku. Dan TADAAA!!! selsei juga, wes pokoke rampung meski gak sempurna ang penting ada bahan video buat disetor. Dan telusur punya telusur ternyata gak wajib video yang ditampilin buat persembahan, tapi bisa berupa pertunjukan lainnya. Tapi mau dikata apa, karna emang masih sibuk dikala UAS ya jadi lebih milih bikin video abal-abal.


Akhirnya setelah nunggu beberapa jam, sebelum akhirnya aku dan rombongan berangkat ke Banyumili Resto tempat diadakannya acara penutupan praktikum S1 TIP. Ada yang belum tau Banyu Mili Resto? Kalo namanya sih gak asing lagi, tapi aku sendiri mah belom pernah ke sana hehe. Yuk, kepo dulu, Banyu Mili Resto yang kayak apa!!





Banyu Mili Resto salah satu tempat wisata yang memadukan sajian kuliner dan wahana wisata air. Pengunjung bisa menikmati menu andalan yakni masakan udang, gurameh dan kepiting telur. Selain itu pengunjung bisa berenang di kolam renang ataupun memancing di danau buatan.
Banyu Mili Resto atau juga dinamakan Banyu Mili Country Club terletak tak jauh dari pusat Kota Jogja beralamat di Komplek Perumahan Griya Mahkota Jl. Godean km 4,5 Kwarasan, Sleman. Meski lokasinya tidak ditepi jalan utama, papan petunjuk jalan cukup representatif sehingga memudahkan pengunjung menuju lokasi. Menu yang disajikan antara lain berbagai masakan udang, kepiting, gurameh dan cumi. Tersedia pula ayam goreng, sayuran, nasi goreng, aneka sambal serta aneka minuman. Pengunjung dapat menikmati hidangan di tempat yang diinginkan misalnya di pinggir kolam renang, lesehan, di meja-kursi ruang resto, maupun di gasebo danau buatan.
Untuk kolam renang dikenakan tarif Rp 15.000 per orang. Kolam renang di bagi dua yaitu untuk remaja – dewasa dan anak-anak. Untuk kolam renang anak-anak juga dilengkapi seluncur mini, air mancur, dan mini water byur.
Banyu Mili Resto cocok untuk rekreasi keluarga, acara komunitas, buka bersama saat bulan puasa atau acara pertemuan lainnya. Tersedia juga Ruang Meeting berkapasitas 200 orang. Selain itu Banyu Mili juga dilengkapi dengan fasilitas free hot spot, live music yang didukung dengan LCD dan karaoke, permainan anak seperti Aero Modelling dan bebek air sehingga kita bisa menikmati sajian makan sambil berwisata, asyik kan....

Apik tempatnya, tapi ya kali kita ngicipin semua fasilitasnya. Dateng cuma makan kok, hehe


  





 
 Ada yang aneh gak? Itu tuh ternyata tulisan di spanduknya ada yang ketiup angin, harusnya kan Penutupan Praktikum. Eh malah jadi "Pentupan" haha.
Hayoo tebak siapa 3 orang yang duduk dikursi depan itu?




Acaranya santai sih, dan kabar baiknya kalo ternyata persembahan terbaik dari beberapa Lab. praktikum semester ini seperti Lab. Reka, Sistem Produksi, Lab. Bioindustri dan Lab. Menajemen Sistem Industri adalah LABORATORIUM BIOINDUSTRI!! JENG JENG  JENG JENG!!!!
Huaa gak nyangka, ternyata vidoe abal-abal hasil lembur dan dikebut pagi itu ternyata dapet penghargaan sebagai "Best Perfomance Asisten Instruktur". Ini berkat ada Didit juga yang nampang, untung waktu ambil gambar buat bikin video kita nunggu Didit dateng. Coba kalo gak jadi, hehe. Ya meski jurinya taunya tinggal menikmati , yang penting disyukuri aja. Terimakasih juga buat temen-temen Asisten Instruktur lainnya yang mau nyempetin dateng bikin video, temen-temen yang bantuin bikin video, temen-temen yang udah berusaha setor ide awalnya, temen-temen yang bantuin do'a. Hehe :p


 Cuma dapet piagam penghargaan sih, yang penting tu kebersamaannya. Kenang-kenangan buat temen-temen Lab.Biondustri (Mikrodas dan Biokimia)





 
Jalan-jalan dulu sebelum acara mulai di danau, yang ada mainan bebeknya dan rerumputan hijau :3



 
 Bareng temen-temen Asins Lab. Bioindustri dan mb Rini (teknisi Lab) dan duo MC TIP 2012.
Salam kece!! (^_^)




Semoga apa yang telah kami sampaikan sebagai Asisten Praktikum selama semester 4 kemaren dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman angkatan 2012 dan lainnya. 
Salam TIP Jaya!!

Oya yang mau tau video dari Lab Bioind kayak apa, Nih bisa liat dibawah. Hehe. Sori kalo Jelek dan sedikit Geje dan aneh. :p



Saturday, 25 May 2013

PRAKTIKUM KIMIA BIOKIMA untuk (TIP) 2012






Critanya baru pertama kali jadi Asisten Praktikum. Jangan dikira karena IP bagus atau orang pinter, nyatanya ni jadi asisten mungkin karena asas kecelakaan dan kebetulan. Intinya awam banget lah, dan jujur gak semua acara itu kita kuasai atau kita 'dong'. Begitu masuk, yang namanya belajar lagi itu wajar. Haha....




Suatu pekerjaan Asisten diakhir acara praktikum di laboratorium Bioindustri.
Banyak banget kertas pink numpuk di meja, pertamanya ditaruh di atas lemari eee ternyata terlalu bahaya karena tumpukannya banyak dan bisa ambruk tiba-tiba. Deritanya masih harus ngoreksi ni ratusan kertas. Tiap anak yang ngerjain macem-macem laporannya, ada yang tulisannya rapi, ada yang super penuh kesabaran mbacanya, ada yang sepi banget tulisan di pembahasan, ada juga yang kurang kertas ampe mlipir nulis di bagian kertas paling bawah yang nggak ada garisnya. Padahal tulisan dia udah di kecilin banget font size nya. Keliatan lah dari hasil laporan itu kita juga bisa nilai masing-masing karakter praktikan kita. Bisa dari tulisannya, bisa dari sifatnya, atau bahkan dari keseriusan mereka. Tapi gak semua bisa dinilai lah dari cuma ngeliat hasil laporan mereka. Sifat mereka juga ketauan dari mereka saat praktikum di lab, dari kepedulian dia dengan anggota kelompoknya atau dengan asistennya, niat mereka untuk praktikum, dan tata krama mereka ke asisten atau dalam kegiatan praktikum itu sendiri. Haha ya tapi keseluruhan kegiatan praktikumnya menarik.
Sedangkan dari sisi Asisten Instruktur Biokim sendiri, super salud lima jempol. Gak cuma untuk beberapa asisten tapi semua lah. Bener-bener saling melengkapi dan tenggang rasa dan siap membantu lah pokoknya antar asisten. Gak kebayang harus ngasistenin Praktikum Biokim sedangkan dalam seminggu ada empat praktikum untuk semester 4 ini padahal shift tiap asisten beda-beda, brarti cuma ada sehari buat Biokim, ya tapi gak mungkin langsung semua praktikum dalam sehari. Akhirnya terpech menjadi 3 hari untuk praktikum Biokim. Jadi agendanya kalo kita para AsIns (Asisten Instruktur) udah selsei dengan praktikum masing-masing, langsung deh ke lab Bioind buat praktikum lagi. Berlaku juga kalo yang ada yang dapet shift sore, wah padet bannget pokoknya. Intinya seminggu full day isinya keluar masuk lab mulu dan pulang malem. Terutama Acara praktikum yang dipegang Rudi, Anggi, Yulia, Yohanes. Paling sering jadi penghuni terakhir tukang matiin AC dan kunci ruangan. Haha keren lah tapi.



Tumpukan laporan anak-anak praktikan Biokima 2012, baru setengahnya padahal. Masih ada beberapa belas lagi laporan untuk minggu terakhir. Jadi intinya ini dah sekitar 85-an laporan gitu lah. Tapi sudah dikoreksi dan sepertinya aku asisten pertama yang dah ngoreksi setinggi ini *halah*





Tapi jangan dikira setelah tahap koreksi bisa leha-leha, masih ada sesi bikin soal, ngoreksi soal, input nilai de el el .
Semangat!