Showing posts with label film. Show all posts
Showing posts with label film. Show all posts

Friday, 28 March 2014

FILM DOKUMENTER "THRASHED"









THRUSHED adalah sebuah judul film documenter lingkungan yang bercerita tentang eksplorasi krisis sampah global, biaya lingkungan, dan kemanusiaan yang timbul akibat konsumsi berlebihan oleh manusia. Film documenter ini banyak menceritakan berbagai masalah sampah dibeberapa Negara seperti Lebanon, Inggris, Amerika Serikat, Indoneisa dan Negara lainnya. Sutradara film ini yaitu Candida Brady menceritakan tentang perjalanan Jeremy Irons menelusuri sejauh mungkin efek dari masalah sampah global, hal ini bermula ketika dia mengunjungi beberapa tempat di dunia dan menemukan fakta bahwa sampah telah menjadi masalah yang mengerikan hampir di seluruh belahan bumi. Film documenter ini memperlihatkan bagaimana sampah mencemari laut dan udara, sampah yang tidak bisa terurai, sampah yang mengandung racun, serta berbagai penyakit yang diakibatkan oleh sampah, diantaranya penyakit kanker.

Jumlah sampah yang mengotori lautan terus meningkat merusak ekosistem, membunuh hewan laut yang terjebak atau mengonsumsi sampah ini. Saat sampah-sampah tersebut terurai dan dikonsumsi oleh binatang laut, sampah ini akan masuk dalam rantai makanan dan berakhir di meja makan, mengganggu kesehatan manusia. Masalah sampah ini bagaikan gunung es di lautan. Di samudera Pasifik misalnya, sampah plastik terbawa arus dan terkumpul di lautan dengan luas setara wilayah Eropa. Industri daur ulang sampah tentunya dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, selain Negara bersih, masyarakat juga sejahtera, tapi masyarakat juga harus sadar untuk menjaga kebesihan dengan membuang sampah pada tempatnya. 

Dalam Film TRASHED ini dituturkan tentang bagaimana sistem landfill dalam pengelolaan sampah ternyata menyisakan banyak masalah, bahkan sebaik dan seketat apapun pengawasan terhadap sistem landfill yang diterapkan di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa tetap saja memunculkan masalah pada akhirnya. Pembakaran sampah yang tidak menggunakan teknologi tinggi dapat berakibat pada pencemaran lingkungan. Sebab hal ini dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya dan beracun yang dikenal dengan nama dioksin. Senyawa ini dapat terbentuk pada pembakaran dengan temperature yang rendah. Bahkan menurut Sunardi (www.migas-indonesia) pembakaran dengan menggunakan incinerator pada temperatur 400 – 600 0 C merupakan kondisi yang optimum untuk pembentukan senyawa dioksin. 

Masalah kesehatan terbesar adalah bahwa dioxin dapat menyebabkan kanker pada orang dewasa. Pekerja yang terpapar dioxin dalam jumlah besar di tempat kerja mereka selama bertahun-tahun, memiliki risiko yang jauh meningkat untuk mengalami kanker. Namun, masalahnya dengan kanker yang disebabkan oleh dioxin, perlu 20 tahun atau lebih sampai kanker itu muncul! Jika dioxin menembus plasenta pada kehamilan, meski dalam jumlah kecil, ini dapat menyebabkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan, seperti keguguran, kemandulan, dan kelainan bawaan saat lahir – deformitas tungkai, efek neurologis dan perubahan terhadap sistem imun. Anak-anak daripada sejumlah wanita di Jepang dan Taiwan yang mengonsumsi minyak goreng yang terkontaminasi dioxin, menunjukkan berbagai jenis kelainan fisik saat lahir dan kemampuan intelegensia yang rendah saat dites. Anak-anak ini teracuni dioxin melalui minyak goreng yang terkontaminasi yang dikonsumsi oleh ibu mereka sebelum lahir! Enam tahun sejak kejadian itu, anak-anak yang lahir masih juga menunjukkan kelainan – mereka lebih kecil daripada normal (berat badan lahir lebih rendah 200-250 gram daripada rata-rata), terjadi perubahan warna pada kulit dan kuku, gigi dan gusi abnormal, dan banyak di antara mereka apatis dan datar, dengan IQ rendah dan ingatan jangka pendek yang buruk. Mereka juga menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi.

Selain gambaran yang mengerikan tersebut, diceritakan pula bahwa di beberapa tempat di dunia sudah ada orang-orang yang menyadari dan mulai melakukan aksi nyata dalam rangka perbaikan sistem pengolahan sampah, diantaranya ada orang-orang yang sudah secara konsisten melakukan aksi zerowaste dalam kehidupan sehari-hari mulai dari rumah mereka, sudah mulai banyak orang yang melakukan komposting dan sudah mulai banyak pula orang yang membawa kantung belanja, tempat makan dan wadah air minum sendiri ketika berbelanja.

Saturday, 28 April 2012

Kronologi Kisah Film “DENIAS Senandung di Atas Awan"










Film ini menceritakan tentang sosok Denias. Denias adalah anak yang tinggal disekitar daerah Papua. Dia hidup dengan sederhana sekali. Rumahnya pun masih beratap daun kering. Anak-anak di sana sering mendapat bantuan dari pemerintah, diantaranya bantuan pangan yang diantarkan melalui helikopter. Denias adalah seorang anak yang mempunyai keinginan kuat untuk sekolah. Ia rela sampai pergi dari rumah dan ke kota untuk mencapai keinginannya itu. Ia juga anak yang baik dan suka menolong. 

Dimulai dengan Upacara Pemasangan Koteka di Desa Denias, Papua. Yang merupakan salah satu upacara yang biasa digunakan/ dilaksanakan oleh masyarakat Papua sebagai tanda dimulainya masa remaja dari anak-anak, bagi para anak laki-laki. Termasuk yang dilakukan Denias, Velix, dan Noel. Setelah pemasangan Koteka, maka resmilah terpisahkannya Honai (tempat tidur) antara laki-laki dan wanita di desa Denias termasuk antara suami dan isteri. 
Keinginan Denias yang kuat untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, membuat dia sangat semangat untuk sekolah, yang merupakan sekolah darurat yang berada di desanya. Seperti saat suatu hari dia ingin berangkat sekolah dan dia mencoba untuk membersihkan badannya (mandi), tetapi karena udara, suhu yang sangat dingin, dan air sungai yang dingin membuatnya tidak jadi mandi dan ia hanya cuci muka dan membersihkan ketiaknya. Setelah itu ia langsung berangkat sekolah, tetapi sayang Denias terlambat masuk sekolah. 
Tiba-tiba muncul Helikopter yang akan mendarat dengan suaranya yang kencang dan angin yang dibawanya. Denias dan teman-temannya langsung menuju Helikopter karena mereka ingin ikut terbang, seperti biasanya. Helikopter itu membawa bantuan makanan untuk warga desa Denias dan yang menyalurkan bantuan itu adalah Maleo.     
Suatu hari setelah Denias main ia melihat ibunya sakit dan lalu pingsan. Ia langsung memanggil bapaknya dan bergegas menuju ke rumah Maleo untuk memeriksakan ibunya dan meminta obat. Malamnya, ketika Denias dan Ibunya sedang tidur, Ibunya membangunkan Denias agar membuka baju Denias karena basah. Denias pun membuka bajunya dan ia meletakkan bajunya disamping perapian. Setelah itu Denias beserta kedua temannya pergi berburu kus-kus. Saat Denias akan memanah kus-kus, Denias melihat api berkobar diperkampungannya. Denias pun pulang dan ia pun kaget karena kebakaran itu menimpa rumahnya dan ibunya yang menjadi korban. Denias sangat bersalah atas kematian ibunya. Upacara berkabung yang dilakukan oleh masyarakat Papua adalah potong jari dan mandi lumpur. Dalam upacara itu orang yang dipotong jarinya adalah suami/istri orang yang meninggal. Bapak Denias pun ikut dalam upacara tersebut. 
Beberepa hari kemudian gempa berkekuatan 5,8 SR menghantam sekolah darurat Desa Denias. Denias dan kawan-kawan membangun sekolah kembali dipinggir sungai. Ternyata guru yang mengajar (Maleo) tiba-tiba pergi untuk bertugas. Sebelum Maleo, Pak Samuel lah yang mengajar Denias dan karena istri Pak Samuel sakit di Jawa, ia pulang ke Jawa. 
Setelah Maleo pergi, Denias berniat untuk pergi ke kota dan mencari Maleo disana. Dalam perjalanan ke kota, Denias pingsan dirumah jaga kakak Denias, di desa Banti 4 hari perjalanan dari desa Denias. Dengan perjuangan dan keinginan yang kuat. Akhirnya Denias pun sampai ke Kota dengan meniru cara Enos(teman Denias). Yaitu dengan menaiki mobil bak secara diam-diam atau biasa disebut penumpang gelap. Setelah sampai di kota, Denias langsung mencari-cari Maleo dengan bertanya kepada tentara-tentara yang dia temui. Tapi sayang mereka tidak mengetahui dimana Maleo dan siapa Maleo karena Maleo adalah nama kesatuan. 
Beberapa saat kemudian Denias sampai di kota dan ia langsung bertanya tentang keberadaan Maleo lepada tentara-tentara yang ditemuinya. Namun sayang mereka tak tahu dimana Maleo. Karena Maleo adalah nama kesatuan. 
Beberapa saat kemudian Denias melihat sebuah sekolah. Dalam hatinya, Denias ingin sekali sekolah disitu. Pada saat itu, ada seorang guru yang biasa dipanggil Bu Sam dan ia bertanya pada Denias apakah ia mau sekolah disini? Denias senang sekali dan ia pun mengiyakannya. Tapi sayang, poersyaratan masuk sekolah itu harus mempunyai rapot dan Denias tak mempunyainya. Sedangkan Enos punya, tapi ia tidak yakin dengan rapot ia bisa sekolah. Tapi dengan saran Denias, Enos pun pulang ke desa untuk mengambil rapot. Saat Denias masih dalam percobaan adaptasi sekolah, ia bertemu dengan Noel. Noel sangat jahil dan nakal pada Denias. Noel selalu membenci Denias, terutama saat Denias dekat dengan Angel. Noel tidak suka karena ia sendiri suka dengan Angel. Angel selalu membela Denias dan menolongnya terutama saat Denias dijahili oleh Enos dan kawan-kawannya. Jika Denias dijahili oleh Noel, ia selalu diam dan tidak membalas. Namun semenjak perpisahan Denias dengan Maleo, Denias belum pernah bertemu.