Showing posts with label Komoditas. Show all posts
Showing posts with label Komoditas. Show all posts

Wednesday, 4 December 2013

Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan


Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan, Yogyakarta







Kunjungan industri kali ini, tempat yang dipilih adalah suatu industri (UKM) pembuatan tahu yang berada di Wirobrajan, Yogyakarta. Industri ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola oleh Ibu Juminem ini adalah home industry yang dikelola oleh keluarganya dan dalam proses pembuatannya dibantu oleh anaknya. 

Produk utama yang diproduksi oleh Ibu Jumninem ini adalah tahu putih, yang nantinya hasil sampingnya yakni ampas tahu yang diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai lokal dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Selain itu air yang digunakan adalah air sumur. Bahan bakar untuk memasak ialah kayu dan serbuk kayu. Tungku yang digunakan untuk memasak kedelai menggunakan prinsip uap, dimana uap panas dihasilkan dari pembakaran kayu yang kemudian dialrikan menggunakan pipa-pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai dengan cara merendam kedelai dalam ember berisi air. Dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai yang merupakan hasil sortasi tersebut lalu direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya, barulah kedelai dicuci bersih dengan air sumur. Kedelai impor maupun kedelai lokal yang merupakan bahan baku dari tahu ini, dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat juga kedua jenis kedelai ini tidak dicampur. Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.






 
Bahan baku pembuatan tahu






 
Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.




Sari kedelai ini kemudian direbus di tungku perebusan sampai mendidih dan matang merata, Setelah mendidih, kemudian sari kedelai disaring menggunakan kain dengan serat yang tidak terlalu rapat menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya. Hasilnya berupa saripati kedelai yang telah dipisahkan dengan limbahnya yang kemudian pada proses selanjutnya ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air sisa perebusan sari kedelai yang telah diambil ampasnya yang berumur 1-2 hari. Air fermentasi yang digunakan dalam sekali produksi adalah sebanyak 2 ember berukuran sedang. Campuran tersebut kemudian diaduk rata lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan antara saripati kedelai yang berbentuk gumpalan-gumpalan dan air fermentasi yang berada dibagian atas. Semakin lama air fermentasi yang digunakan, maka akan semakin cepat proses penggumpalan sari pati kedelainya sehingga proses selanjutnya akan lebih cepat dikerjakan.

Air yang berada dibagian atas permukaan kemudian disedot menggunakan selang berukuran besar untuk mempermudah proses pemisahan. Air yang disedot keluar sebagian dibuang dan sebagian lagi disimpan untuk proses pembuatan tahu keesokannya lagi sebagai fermentor. Sari pati kedelai yang menggumpal tersebut lalu diangkat dan dipindahkan ke cetakan tahu yang terbuat dari balo kayu yang sebelumnya diberi alas kain tipis dibawahnya. Setelah dipindahkan ke cetakan kayu lalu ditutup dengan papan kayu dan didiamkan selama kurang lebih 15 menit. Tahu yang telah jadi kemudian dipotong kotak-kotak berukuran sedang.




Perebusan kedelai yang sudah digiling, menggunakan tungku dari semen (bis sumur) dengan sistem penguapan yang dialirkan menggunakan pipa ke bagian dasar bejana tungku






 
Air fermentasi yang digunakan untuk membuat tahu.




 
Pekerja (anak dari Ibu Juminem) yang sedang mempersiapkan proses penyaringan sari kedelai menggunakan kain saring berwarna hijau.





 
Proses pengadukan saat perebusan sari kedelai agar matang secara merata.





 
Praktikan kelompok C dan O




 
Sari kedelai dipindahkan ke bejana selanjutnya untuk dilakukan proses penyaringan.





 
Proses penyaringan saripati kedelai dengan ampasnya yang dibantu dengan ditimbun batu agar mempercepat peyaringan.







 
Proses pemberian air fermentasi ke dalam bejana yang berisi saripeati kedelai yang telah terpisah dengan ampasnya. Dibutuhkan 2 ember air fermentasi.


 




 
Proses penyedotan untuk memisahkan air fermnetasi dengan saripati kedelai yang telah menggumpal.





 
Hasil dari proses pencampuran dengan air fermentasi dan telah dipisahkan dengan permukaan atasnya.





 
Pemindahan ke cetakan ahu yang terbuat dari kayu berbentuk balok yang dibwahnya dialasi dengan kain saring, dan didiamkan beberapa saat agar mendapat bentuk yang kotak.





 
Ditutup dengan papan kayu agar mempercepat air keluar.








 
Foto praktikan kelompok C dan O bersama Ibu Juminem.




Seperti pada industri tahu pada umumnya, tentunya selalu ada limbah yang dihasilkan. Limbah pada yang dihasilkan berupa ampas tahu yang biasanya diolah menjadi gembus, sedangkan limbah cair dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola pemerintah. Pemasaran produk tahu buatan Ibu Juminem ini adalah dengan penjualan yang dilakukan oleh Ibu Juminem sendiri yang dijajakan dipasar atau ada orang-orang yang memang sengaja membeli langsung ke tempat Ibu Juminem. Biasanya Ibu Juminem menjualnya kepada pedagang di Pasar Nithikan dan Pasar Sorogenen. Tahu Ibu Juminem ini belum meiliki merk dagang dan dijual dengan harga 300-400 rupiah per buah, sedangkan gembusya dijual 250 rupiah per buah.









~ Laporan kunjungan industri
~ Photo by Co-ass






Saturday, 2 March 2013

KEDELAI HITAM











               Kedelai hitam adalah jenis biji-bijian atau yang dikenal dengan nama latin Glycine max (L) Merril ini adalah komoditas pertanian unggul yang memiliki banyak manfaat yang berguna. Kecap, tempe, tahu, susu dan lain-lain adalah beberapa contoh produk olahan dari kedelai hitam.
1.      Asal mula dan penyebarannya
Kedelai Hitam berasal dari tanaman liar di Cina Utara. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan Kedelai Hitam juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Di Indonesia sendiri, Kedelai Hitam diperkirakan menyebar pada zaman Dinasti Zhou (sekitar 664 SM) sejalan dengan penyebaran agama Buddha dan perdagangan para biksu vegetarian serta barter antara pedagang china dengan pribumi Jawa. Pada abad ke -12 atau 13 tanaman Kedelai Hitam ditemukan di wilayah Jawa Timur tepatnya Banyuwangi. Bukti nyata keberadaan Kedelai Hitam di daerah Jawa Timur adalah dengan banyak berdirinya pabrik-pabrik kecap di wilayah Tuban.

2.      Manfaat untuk kesehatan

Disamping fungsinya sebagai bahan makanan, Kedelai Hitam mempunyai banyak keunggulan untuk kesehatan tubuh seperti bisa menjadi alternatif sumber gizi protein nabati utama dan beragam manfaat lainnya, yaitu:
Antioksidan Antosianin (Anthocyanin) dalam kulit kedelai hitam merupakan antioksidan yang potensial untuk mencegah proses oksidasi dini & penyakit degenerative. Disebut antioksidan karena mengandung senyawa yang melindungi sel tubuh dari radikal bebas penyebab kanker dan penuaan dini.
Penurun kadar kolesterol. Kandungan isoflavon dan antosianin dari kulit kedelai hitam dapat memperbaiki profil lipid, yaitu menurunkan kolesterol, trigliserida dan juga mengurangi tekanan darah.
Mencegah penyakit jantung coroner. Antosianin dari kulit kedelai hitam mampu menghambat oksidasi LDL kolesterol. Dimana oksidasi kolesterol merupakan awal terbentuknya.plak dalam pembuluh darah yang memicu tekanan darah tinggi dan jantung koroner.
Kaya gizi. Kedelai Hitam mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti, zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan protein), zat gizi mikro (vitamin A, B, C, dan K), serta macam-macam mineral (kalsium, magnesium, fosfor, natrium, kalium, zat besi, dan zink).
Pelancar pencernaan. Serat dalam Kedelai Hitam bisa memperlancar sistem pencernaan tubuh yang mengalirkan zat-zat racun keluar dari tubuh dan juga bahan alami pencegah diare.
Meningkatkan daya tahan tubuh. Peptide yang terdapat pada kedelai dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai serangan penyakit.
Mengurangi kerusakan ginjal. Protein kedelai lebih mudah diterima ginjal, hingga dapat meringankan kerja ginjal.
Dan manfaat-manfaat lainnya seperti mencegah anemia, menghambat virus yang mengakibatkan penyakit pernapasan, mengontrol pertumbuhan berat badan hingga 50% dan terbukti memperbaiki fungsi otak.

BUDIDAYA KEDELAI HITAM

   







SYARAT TUMBUH
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%.

PENGOLAHAN TANAH
- Tanah dibajak, digaru dan diratakan
- Sisa-sisa gulma dibenamkan
- Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-5 m
- Tanah dikering-anginkan tiga minggu baru ditanami
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
- Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

PENANAMAN
- Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai
- Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm
- Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang
- Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan
- Waktu tanam yang baik akhir musim hujan

PENJARANGAN & PENYULAMAN
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
PEMUPUKAN
Pemupukan pada kedelai hitam dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya kebutuhan hara, tingkat  kesuburan tanah, dan fase pertumbuhan tanaman. Biasanya pemupukan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada penanaman dan enam minggu setelah tanam. Adapun pupuknya yang  dapat digunakan bisa berupa pupuk organic atupun pupuk anorganik.
1.      Pupuk Organik
2.      Pupuk anorganik, terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

 PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

laporan Kunjungan Industri Pabrik Gula MADUKISMO


PT. MADU BARU
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI (Senin, 26 September 2011)



KELOMPOK 4:
JIT
Candra Putera Dewa Baskara
Onida Nor Marsilani
Lu’lu’atul Fatehah
Muhammad Avicenna JM
Aisyah Linda Ristanti
Hildha Nurmalasari Dewi
Sixty Amara Mi
Christina Mayang
Ekky Yahya Bintang
Yohanes Trianto
Lia Ika Anggraini




Pabrik gula Madukismo, adalah salah satu pabrik gula tertua di tanah air. Pabrik itu berdiri sudah sejak tahun 1955. Mengunjungi Pabrik Gula Madukismo, akan merasakan nuansa awal era industri. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Begitu sampai, kita akan disambut di Gedung Madu Chandya yang terletak tak jauh dari areal pabrik. Kita mendapat penjelasan tentang proses pembuatan gula dari tebu dan pembuatan spiritus dari hasil samping produksi gula. Di sana kurang lebih dijelaskan secara ringkas bagaimana proses produksi gula di pabrik. Pabrik gula Madukismo diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno.

Setelah penjelasan singkat di Gedung Madu Chandya, para mahasiswa TIP dibawa berkeliling pabrik sembari diberi penjelasan untuk memperkenalkan seperti apa lokasi pabrik gula Madukismo tersebut . Perjalanan menuju pabrik gula madukismo menaiki kereta wisata yang disediakan PT.madu baru atau PG. Madukismo. Kereta Wisata yang digunakan ditarik oleh sebuah lokomotif tua. Selain digunakan untuk kereta wisata,kepentingan utama lokomotif ini adalah sebagai pengangkut tebu hasil panen yang akan dibawa ke dalam pabrik.  Setelah para mahasiswa berkeliling dengan kereta, pemandu  membawa turun para mahasiswa untuk melihat bagaimana proses produksi dan alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.
Mahasiswa diajak berkeliling di dalam pabrik dari tempat pertama awal produksi hingga akhir.  









Tebu-tebu diperoleh dari petani-petani tebu dari berbagai daerah diantaranya : Kutoarjo, Purworejo,Yogyakarta, Magelang dan lain-lain. Untuk lebih jelasnnya dalam proses pengolahan tebumenjadi gula, Tebu-tebu tersebut melewati tahap-tahap pengolahan. Tahap-tahap pengolahan tebu untuk menjadi gula adalah sebagai berikut :

1.    Pemerahan Nira
Tebu di kirim ke Stasiun Gilingan (ekstrasi) untuk dipisahkan antara bagian padat(ampas) dengan cairannya yang mengandung gula(nira mentah) dengan alat-alat yang berupaUnigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan masing-masing terdiri atas 3 rol.
- Hasil dari pemerahan tebu berupa ampas dengan cairannya yang mengandung  gula(niramentah)
-  Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar.Di P.G Madubaru ampas tebu digunakan untuk bahan bakar di Stasiun Ketel(pusattenaga).
-  Sedangkan Nira mentah akan dikirim ke bagian Pemurnian untuk proses lebih lanjut.

2. Pemurnian Nira
 Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 700-750°C, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2 (susu kapur) dalam defekator. Pereksiaan dengan kapur  bertujuaan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di dalam nira. Lalu diteruskandengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2. Kemudian Nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.

3. Penguapan Nira
 Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun penguapan. Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapatdinaikkan menjadi 64% dan disebut Nira kental. Nira kental siap dikristalkan di StasiunKristalisasi.sebelumnya Nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses pemucatan.

4. Kristalisasi
 Nila kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dala Pan Kristalisasi sampaimelewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 1000-1500 °C Sebelum dipisahkan antara kristal gula dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan didalam palung pendingin (kultrog).

5. Pemisahan Gula
Pemisahan gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan gaskarbon. Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah.Hasil pemisahan berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah dari proses pembuatan gula. Dimana Stroop yang menjadi tetes tebudapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).

6. Penyaringan dan Pengepakan
Setelah gula terpisah dari stroop dilakukan proses penyaringan gula. Pemisahan antaragula halus, kasar, dan normal. Gula normal dan halus dikirim ke Gudang gula dan di kemasdalam karung plastik yang ½ kwintal. Sedang gula kasar akan kembali diproses atau kembali ke proses kristalisasi.

Proses Pengolahan Alkohol, Etanol Di P.S Madubaru:
1.          Pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetestebu. Sebelumnya tetes tebu diukur di tangki ukur.
2.          Penyaringan (Filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2
SO4 agar tetes tebu tidak tekontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagaldalm proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus yangdapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.
3.          Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyces Cerevisiae).
4.          Destilasi (Penyulingan)
Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air sehingga kadar alkohol lebihtinggi. Di P.S Madubaru destilasi dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat
                                                                                                 


PENGOLAHAN LIMBAH:
Proses pengolahan limbah adalah sebagai berikut:
1.    Blotong yang didapat dari proses pemurniaan nira direaksikan   dengan zat-zatorganik. Blotong akan menjadi pupuk yang mengandung N, P, dan K.2
2.    Limbah dari gula berupa tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alkohol.Pembuatan alkohol murni dengan cara menfermentasikan tetes dengan bakteriSacharomyces Cereviceae.
3.    Bocoran minyak pelumasBerasal dari Stasiun gilingan ditampung di drum-drum kemudian dimanfaatkan kembali
4.    Vinasse (slop)
Berasal dari stasiun destilasi dimanfaatkan untuk irigasi pertanian karena mengandung N,P dan K.