Showing posts with label Industri Makanan. Show all posts
Showing posts with label Industri Makanan. Show all posts

Monday, 13 October 2014

REDESIGN TEH TUBRUK CAP SADEL





USULAN PERBAIKAN DESAIN KEMASAN





Berdasarkan alasan mengapa perlu dilakukannya perbaikan pada produk Teh cap Sadel yang sebelumnya sudah dijelaskan, maka kami mengusulkan perbaikan kemasan dilihat dari fungsi primernya yaitu untuk melindungi produk dan memudahkan dalam penyimpanan juga perbaikan pada fungsi sekundernya yaitu fungsi penjualan dan promosinya. Pada kemasan sebelumnya yang hanya menggunakan bahan pengemas kertas memiliki beberapa kekurangan karena pada dasarnya untuk bahan-bahan agro yang masih memiliki sifat kimiawi dan biologis alangkah baiknya disimpan pada tempat yang terlindung dari air, udara lembab, dan panas. Karena jika terjadi kontak dengan lingkungan seperti air makan teh yang sebelumnya kering akan basah kemudian membuat kualitas Teh menurun karena mengakibatkan timbulnya bau, kerusakan bahan, timbulnya jamur, merobek kertas dan lain-lain. Jika terus dibiarkan atau tetap bertahan dengan kemasan sebelumnya yaitu kertas, maka akan berdampak pada meningkatnya biaya yang diakibatkan dari jumlahnya kerusakan produk cacat. Selain dampak negatif yang didapat perusahaan, kerusakan yang terjadi juga menurunkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk sehingga membuat mereka tidak berminat membeli produk tersebut.

Kemudian untuk fungsi sekundernya ialah kemasan didesain sedemikian rupa untuk membantu promosi sebagai silent marketing. Pada desain sebelumnya kemasan Teh Cap Sadel dari segi desain gambar dan tulisan kurang menarik terlebih lagi komposisi warna yang sangat pasaran dengan merek serupa sehingga konsumen kerap tidak memperhatikannya, hal ini menyebabkan konsumen berpikir bahwa kualitasnya sama dengan yang lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan perubahan terhadap desain kemasan terlebih pada gambar dan komposisi warnanya.

Selain memperbaiki fungsi primer dan sekunder kemasan tadi, kami juga menambahkan label yang tercantum pada kemasan sebelumnya. Pada usulan desain kemasan yang baru tercantum label halal, merek dagang, nama dan alamat produsen, berat bersih, komposisi, izin produksi, tanggal produksi dan kadaluwarsa.

Dari uraian pembahasan tersebut kami membuat 3 usulan desain kemasan Teh  Cap Sadel produksi PT. Gunung Slamat  yang terdiri dari desain sachet  isi 15 gram, Desain stand up pouch dan desain isi ulang.

1.      Desain kemasan sachet isi 15 gram

Desain kemasan sachet diusulkan karena ingin memenuhi keinginan konsumen dimana dengan seiring berjalannya jaman menuntut kepraktisan dalam menikmati teh. Sering kali konsumen Teh tubruk malas untuk menakar seberapa banyak Teh yang akan diseduh. Selain itu dengan menciptakan kemasan isi 15 gram ini dapat mempeluas segmen pasar, karena produsen memberikan variasi pilihan kemasan berdasarkan beratnya. Kemasan ini juga memudahkan untuk dibawa karena dapat dibawa satu atau beberapa saja dan bisa langsung dimasukan dikantong karena tidak memakan tempat. Selain praktis, kemasan ini juga ekonomis karena konsumen menengah ke bawah juga dapat sering membelinya.

Bahan yang digunakan untuk kemasan sachet ini ialah foil metalize sehingga dapat melindungi produk dari udara lembab, debu, dan pastinya aroma produk tetap terjaga.



2.      Desain kemasan stand up pouch

Desain kemasan stand up pouch ini merupakan desain yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga yang mana isinya lebih banyak yaitu seberat 200 gram. Bahan yang digunakan juga menggunakan foil metalize sehingga melindungi produk dari udara lembab, air, debu dan menjaga kualitas aroma produk. Kelebihan lainnya selain kemasan yang awet terdapat zipper(zip lock) yang memudahkan membuka dan menutup kemasan kembali. Hal ini ditujukan untuk memudahkan konsumen dalam menjaga Teh yang berada didalam kemasan. Sehingga jika setelah daun Teh diambil dapat ditutup kembali tanpa harus memindahkan ke tempat lain atau takut jika kontak dengan udara. Keunggulah lainnya ialah terdapat window transparan pada bagian depan kemasan sehingga konsumen dapat mengetahui bentuk produk teh didalamnya seperti apa. Dengan adanya jendela transparan di kemasan, maka konsumen bisa melihat-lihat terlebih dahulu isi produk di dalam kemasan sebelum membelinya. Peluang yang diberikan kepada konsumen untuk “melihat lebih dalam sebelum membeli” tentu akan melahirkan kesan yang baik di mata konsumen, karena konsumen tidak lagi membeli kucing dalam karung gelap.



3.      Desain kemasan isi ulang

Desain kemasan isi ulang ini dimaksudkan selain sebagai kemasan porduk juga berfungsi sebagai tempat isi ulang yang dapat diisi kembali karena tempatnya yang cukup besar dan terbuat dari toples plastic sehingga cocok disimpan di dapur dan tentunya akan melindungi produk lebih awet dantahan lama. Hal ini dikarenakan penyimpanan yang rapat karena menggunakan penutup dan dapat menampung Teh lebih banyak sehingga cocok bagi keperluan rumah tangga yang biasanya melakukan stok bahan makanan untuk keluarga.

Dengan adanya kemasan isi ulang ini, konsumen yang telah sekali membeli dengan desain, setelahnya hanya tinggal membeli produk Teh cap Sadel kemasan 250 gram yang dapat dipindahkan ke kemasan toples isi ulang. Selain memberikan fungsi kemasan isi ulang, kelebihan dari kemasan toples ini menciptakan kesan elegan dan classic, sehingga konsumen tentu ingin menyimpan produk tehnya didalam kemasan ini.

Bahan yang digunakan pada kemasan ini ialah plastic PP (polypropylene). Bahan plastik ini terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Selain itu juga ringan dan tidak perlu takut jika jatuh dan pecah.



Bentuk Desain Kemasan Teh cap Sadel sebelumnya
                  




Bentuk Desain Usulan Kemasan Teh cap Sadel Produksi PT. Gunung Slamat

1.                  Desain kemasan sachet isi 15 gram 








2.                  Desain kemasan stand up pouch zipper



3.                  Desain kemasan isi ulang






 










 Konsep awal redesign ini menggunakan teh tubruk/teh rajang merek Cap Poci, namun karena satu dan beberapa alasan akhirnya diubah menjadi teh Cap Sadel. Desainya sama cuma diubah mereknya saja. Penampakannya seperti dibawah ini.


 






 #TUGAS #TeknikPengemasan #Repacking

Tuesday, 16 September 2014

Kunjungan Industri Pembuatan Tahu Putih di Wirobrajan





Kunjungan industri kali ini berada di daerah Wirobrajan, Yogyakarta dengan produk utama ialah tahu putih. Industri tahu ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola Ibu Juminem ini adalah masih berupa home industri dan dalam prosesnya dibantu oleh anaknya.

Hasil samping produk tahu putih ini nantinya diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai. Industri tahu ini menggunakan kedelai impor dan kedelai lokal, dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Untuk air yang digunakan selama proses pembuatan menggunakan air sumur dimana digunakan untuk keperluan mencuci, memasak, dan merendam. Untuk mesin dan peralatan yang ada, industri ini menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu dan serbuk kayu, mesin penggiling dengan bahan baku solar (dalam 2 hari mampu menhabiskan 5 liter solar), media memasak, kain sebagai penyaring, batu sebagai alat bantu pengepresan, dan beberapa peralatan pencetak ukuran tahu. Tungku pemanasan menggunakan sisem uap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, uap dialirkan menggunakan pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai menggunakan air, dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai hasil sortasi tersebut kemudian direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya barulah kedelai dicuci bersih dan digiling hingga menjadi sari kedelai. Kedelai impor dan lokal dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat pula keduanya tidak dicampur. Sari kedelai direbus dalam benjana perebusan hingga mendidih dan matang secara sempurna. Benjana perebusan pada industri ini terbuat dari semen. Setelah mendidih, maka kemudian disaring menggunakan kain penyaring lapis dua menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya, dimana nantinya yang dihasilkan benar-benar saripati kedelai. Setelah disaring, ampasnya disisihkan.

Saripati kedelai yang telah masuk bejana pencampuran kemudian ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air yang sisa pada proses pencampuran saripati kedelai dengan air fermentasi pada proses sebelumnya. Air fermentasi yang digunakan adalah air fermentasi berumur 1 hari, semakinn lama semakin cepat proses penggumpalannya. Dalam sekali proses digunakan 2 ember air fermentasi. Selanjutnya ditunggu hingga menggumpal dan air yang ada terpisah di atas untuk kemudian disedot dengan selang agar dapat dkeluarkan dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan pada produksi selanjutnya. Saripati kedelai yang telah menggumpal kemudian dipindahkan pada kotak kayu yang dilapisi kain untuk dicetak yang sebelumnya ditunggu hingga padat. Proses ini memakan waktu kurang lebih 15 menit, tahu yang sudah padat kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm atau 15 cm. Setelah itu tahu direndam dalam ember berisi air agar tetap segar dan tidak lengket satu dengan lainnya.

Seperti industri lainnya, industri tahu ini juga menghasilkan limbah. Limbah padat yang dihasilkan yaitu ampas tahu diolah menjadi tempe gembus atau pakan ternak, sedangkan limbah cairnnya dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola oleh pemerintah.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan langsung ke industri tersebut, tentunya terdapat beberapa kendala yang dialami dalam menjalankan industri tahu Bu Juminten, hal tersebut antara lain adalah kurangnya tenaga kerja karena hanya ada 1 pekerja di sana, harga bahan baku yang naik turun tidak stabil, harga solar yang mahal, juga kurangnya ketersediaan kedelai lokal meskipun sebenarnya kedelai lokal menghasilkan tahu yang lebih enak.



 
 Proses penggilingan kedelai yang sebelumnya telah direndam


 
Instalasi pemasakan kedelai menggunakan benjana semen dengan sistem uap dan pengairan melalui pipa yang ada di atas bejana untuk memudahkan pemberian air saat pemasakan.

 
 Pemasakan kedelai yang telah digiling hingga matang



 
Alat penyaring yang digunakan terbuat dari anyaman bambu yang atasnya nanti dialasi kain tipis untuk menyaring sari kedelai



Setelah matang dilakukan proses penyaringan ampas dengan sari kedelai ke dalam media bejana yang lain



 
 Supaya sari kedelai tersaring maksimal, maka pengepresan dibantu dengan penindihan menggunakan batu


 
Setelah hanya tersisa sari kedelai maka dicampur dengan cuka/kecutan (dalam industri ini mereka menggunakan air kecutan atau air fermentasi produksi sebelumnya, selain murah juga agar mengurangi limbah cairnya).
Sari kedelai mengandung protein, sehingga saat dicampur dengan cairan asam (cuka) maka akan terjadi penggumpalan yang nantinya akan memadatkan sari kedelai sehingga menjendal dan keras yang pada akhirnya kita menyebutnya sebagai tahu.




 Setelah sari kedelai mulai menggumpal maka air kecutan dibuang (atau disimpan kembali sebagai kecutan untuk produksi selanjutnya). Dalam industri ini pengambilan air menggunakan selang besar yang akan menyedot air dari dalam bejana yang atasnya diletakkan tampah sebagai filter agar gumpalan tahu tidak terikut.



 Sari kedelai yang telah menggumpal dicetak dalam cetakan kayu berbentuk kubus.

 
Cetakan ditutup dengan papan kayu agar air didalamnya berkurang dan tahu cepat memadat.



 
 Tahu yang sudah jadi


 
 Ampas tahu dari hasil proses penyaringan dengan sari kedelainya




Ibu Juminten sang pemilik industri pembuatan tahu putih



 Tim praktikum mikrobiologi industri angkatan 2012 bimbingan saya












*) Proses dan alat yang ada pada industri tahu ini mungkin berbeda dengan industri tahu lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan industri dan keinginan pemiliknya masing-masing.









Sunday, 25 May 2014

BNI Food Park






Critanya iseng kirim foto ke twitter ecc waktu dateng ke Carrer Days 10 Mei kemarin. Eh gak taunya malah dapet voucher diskon 30 ribu makan di Food Park. Oke langsung cuss aja deh. Sebenernya meski letak Food Park dari kampusku deket banget, tapi gak pernah nyobain ke sana. Mahal ndes...(Sempet-sempetin tanya temen sikon disana wkwk)
Mumpung ni dapet voucher, lumayan deh nyobain ke sana.
Keliatan ngenes sih makan sendiri,, tapi apa daya emang jomblo. Eeeh...
Menunya banyak, tapi emang mahal sih. Akhirnya pesen ice coffe, ayam bakar, dan batagor. Total abis Rp40.500,- dan karena diskon 30 ribu, jadi cuma bayar 10.500





Saturday, 22 February 2014

PENGARUH DESAIN KEMASAN TERHADAP PENINGKATAN NILAI TAMBAH


Kemasan pada Produk: Tepung Terigu


Kemasan adalah tempat atau wadah yang membungkus atau melindungi produk. Prinsip dasar kemasan pangan adalah harus dapat melindungi produk yang dikemas dari berbagai kerusakan dari mulai selesai proses produksi, selama distribusi dan penjualan. Kemasan juga berfungsi sebagai media promosi bagi produk yang dikemas. Hal ini dikarenakan pada kemasan pangan terdapat label yang memuat informasi mengenai produk yang dikemas(Rosalina, 2005). Oleh karena itu, disain kemasan perlu dibuat semenarik mungkin, baik dari material kemasan maupun dari segi grafis. Menurut Denison (1999) pada saat mendesain kemasan tidak ada yang benar dan yang salah, tetapi yang layak dan tidak layak menurut konsumen.

Beberapa pendapat bahwa kemasan yang berfungsi sebagai alat promosi, bukan semata-mata merupakan perluasan produk. Kemasan sangat penting, mengingat bahwa itu adalah hal pertama yang orang lihat sebelum membuat keputusan akhir untuk membeli. Karena dengan melihat kemasan kita langsung tahu apa barang yang berada yang ada didalamnya.

Dari sisi produsen, melalui merek dan kemasan yang kuat perusahaan mampu menjadi  basis terbentuknya loyalitas dan fanatisme pelanggan. Loyalitas pada merek dapat menjadi ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan  akan  berpindah  ke  merek  lain, sehingga dengan terbentuknya loyalitas merek, kecil kemungkinan pelanggan akan  berpindah ke merek lain meskipun merek tersebut memberikan harga yang lebih murah atau barangkali kualitas yang lebih  baik.  Sedangkan  bagi  konsumen,  merek dan kemasan mampu menambah nilai bagi konsumen. Dengan adanya persepsi keyakinan atas produk menyebabkan konsumen ingin terasosiasikan dan membelinya, sehingga konsumen tidak akan segan membayar mahal untuk mendapatkan produk dengan merek dan kemasan tertentu.
Adapun beberapa fungsi kemasan yang perlu diperhatikan oleh produsen adalah sebagai berikut :
a.         Sebagai tempat
                        Untuk menentukan daya muat dari kemasan harus diketahui berat   atau bobot serta jenis produk yang akan ditempatkan kedalam kemasan tersebut. Oleh karena itu dalam membuat kemasan suatu produk      diperlukan penentuan desain yang khusus, apakah menggunakan kemasan berwujud kotak, kaleng, tube ataupun dalam botol agar sesuai dengan produknya. Disamping itu kemasan dapat memberi kemudahan serta dapat   melindungi produk dalam pendistribusiannya. Syarat minimum kemasan     suatu produk adalah kemasan harus dapat melindungi keutuhan isi produk
b.         Sebagai Identifikasi
                        Identifikasi suatu produk sangat penting karena pada umumnya      produk perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Oleh karena itu kemasan suatu produk dapat dipakai untuk membedakan dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh produsen lain.
c.         Sebagai alat komunikasi
                        Kemasan secara tidak langsung dapat dipakai sebagai alat    komunikasi dengan konsumen, dimana kemasan tersebut menunjukkan  merek, gambar dan pesan yang bersifat memberikan keterangan yang  menyebabkan rasa ingin tahu, memberi petunjuk tentang penggunaan  produk, komposisi bahan dari produk tersebut serta keterangan lain yang    ada pada kemasan. Jadi secara keseluruhan kemasan dapat memberikan  keterangan kepada konsumen.
d.         Memudahkan Penggunaan Produk
                        Fungsi lain dari kemasan adalah untuk memudahkan konsumen       untuk menggunakan produk. Kemudahan bagi konsumen dalam arti kemasan yang mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah dibawa.
e.         Mempromosikan Produk
                        Kemasan yang dapat melindungi dan memudahkan dalam   penggunaan produk maka ia menambah nilai jual dan promosi produk itu. Biasanya barang konsumsi yang ada dipasar swalayan atau di toko eceran  diletakkan dekat produk pesaing. Promosi barang tersebut bergantung  pada kemasan karena kemasan mempunyai pengaruh dalam pajangan  untuk memikat konsumen. Perbaikan kemasan dapat merupakan cara  efektif untuk menarik konsumen baru.

3 Alasan mengapa kemasan diperlukan:
a.       Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen kekonsumen agar produk tersebut tidak rusak. Untuk beberapa jenis produk yang dapat membahayakan anak-anak biasanya diberi kemasan pelindung khusus. Disamping itu barang yang diberi kemasan biasanya lebih bersih dan menawan.
b.      Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Para pengecer juga mengakui bahwa kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barang yang efektif meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya karena rusaknya produk.
c.       Bentuk dan ciri kemasan yang demikian menariknya menyebabkan pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa. Peningkatan laba juga bisa diperoleh melalui efisiensi biaya pemasaran yang diperoleh dari kemasan yang efektif. Kemasan yang dapat melindungi produk, kemasan yang memberikan ciri-ciri promosi semuanya ini akan dapat menekan biaya, baik biaya kerusakan dan biaya advertensi.

Inovasi produk bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup  perusahaan, karena produk yang telah ada rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus hidup produk yang lebih singkat, serta  meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri. Inovasi produk yang dilakukan haruslah melalui hasil penelitian pasar, sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen. Meskipun perusahaan mementingkan mutunya, tetapi apabila perusahaan tidak memperhatikan selera konsumen., maka akan menyebabkan produknya tidak diminati, bahkan konsumennya akan beralih pada produk lain, sehingga penjualan akan turun.

Kemasan sangat berperan penting dalam hal kualitas dan promosi kemasan. Seperti halnya startegi inovasi kemasan yang dilakukan oleh produsen produk Gulaku dan Aqua. Gulaku membuat inovasi pada kemasan produk dimana didesain dengan gambar kartun Hello Kitty sedangkan Aqua mendesain plastik luar botolnya dengan gambar kartun beragam macam masakan daerah atau tarian daerah yang mana gambar didesain oleh konsumen Aqua lewat program lomba desain kemasan. Hal ini membuat tampilan produk semakin berwarna dan ketika dipajang di display akan terlihat lebih menarik dibandingkan dengan produk kompetitor disebelahnya. Kecenderungan ini juga akan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen terhadap produk tersebut dengan keinginan membeli meskipun harga yang di tawarkan relatif lebih mahal. Selain dari desain grafis, warna dan desain bentuk kemasan juga dapat meningkatkan nilai tambah.

Bagaimana supaya suatu kemasan bisa stand out? Konsumen cuma butuh 2,5 detik untuk menilai apakah dia suka pada suatu packaging di supermarket. Makanya, desainer harus bisa menyiasati agar kemasan itu terlihat menarik walaupun dilihat dari jauh. Misalnya letak deterjen biasanya tidak eye-level, maka elemen kemasannya harus pakai warna bold dan hurufnya besar-besar. Makanya, Rinso warnanya hijau dan bentuknya besar. Attack pakai oranye plus putih. Mereka memilih warna yang ngejreng. Benarkah kemasan yang menarik membuat harga produk jadi lebih mahal? Tentu saja. Karena kemasannya bisa membuat orang tertarik dan meningkatkan brand awareness. Terlebih lagi jika produk tersebut sangat berbeda dibandingkan kompetitor, kelasnya langsung naik. Untuk faktor desain kemasan plastik, saat ini sudah banyak bergam model kemsan plastik yang sudah mengikuti tren atau didesain lebih menyesuaikan kebutuhan konsumen dalam membuka kemasan. Seperti model kemasan Resealable Zip Lock, Platik dengan corong tutup botol, Ambil contoh lagi ialah Gulaku. Sebenarnya ini produk komoditi. Packaging-nya mungkin lebih mahal dari gula di dalamnya. Tapi dibandingkan dengan kompetitor, produk ini beda jauh. Dengan kemasan itu, Gulaku terkesan alami, bersih dan higienis sesuai klaim produk yang menggunakan bahan 100% tebu asli. Penggunaan plastik transparan pun membuat orang tidak menduga-duga apa isinya. Kemasan itu juga sangat Indonesia sekali, dengan ilustrasi perempuan Indonesia dan perkebunan tebu. Harganya lebih mahal daripada produk gula lainnya, tapi banyak orang suka.

Sedangkan faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam hal packanging khususnya pada kemasan plastik ialah tren kemasan sekarang yang eco-friendly. Kini plastik (terbuat dari jagung) pun bisa di- recycle. Di Eropa sudah. Di Indonesia kesadarannya belum begitu bagus, tapi mungkin segera. Dengan adanya global warming pasti hal ini akan menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Saat ini, sustainable packaging materials atau green packaging menjadi fokus dalam industri kemasan. Dengan kemajuan teknologi, para pakar di industri ini menganjurkan pengurangan material yang tidak diperlukan di dalam kemasan, serta menghindari material yang tidak ramah lingkungan. Warna seperti apa yang lagi tren untuk kemasan?
Warna itu lebih ke kultur. Misalnya hitam di banyak negara dihindari untuk produk makanan. Tapi kalau di Jepang dan Spanyol, itu tidak masalah. Tapi, warna ada unsur psikologisnya. Misalnya, kuning membawa kebahagiaan, merah memberi appetite, oranye berkonotasi murah. Jadi, menampilkan shopping bag berwarna oranye untuk produk fesyen mahal bukanlah ide yang bagus.

Dari beberapa uraian di atas tadi mungkin dapat dijadikan pertimbangan tentang penggunaan kemasan plastik untuk membantu meningkatkan nilai tambah suatu produk, tidak terkecuali tepung terigu. Pengembangan inovasi dalam hal kemasan plastik sangat penting untuk memperpanjang umur suatu produk dan menunjang program sustainable packaging materials. Pada kemasan plastik tepung terigu khususnya untuk ukuran 1 Kg, dapat dilakukan beberapa perubahan seperti penggunaan resealable zip lock, desain gambar kemasan yang lebih menarik lagi ataupun hal khusus lainnya.








Referensi: pesandesainkemasan.wordpress.com dan diolah dari berbagai sumber


Thursday, 30 January 2014

JATEKNYA ANAK TIP 2011






      




UAS Semester 5 berakhir sudah.... Tua sudah diriku -____-
Beranjak menuju step selanjutnya dalam bangku perkuliahan, yaitu J-A-T-E-K alias Kerja Praktek alias PKL. Habis JATEK trus KKN, habis KKN trus SKRIPSI, habis SKRIPSI trus LULUS...... Aaaaaak terlalu cepat. Itu namanya TUA men, BERUMUR you know lah....

Oke kita jalani yang paling dekat dengan melangsungkan kewajiban berangkat JATEK, karena eh karena untuk Jurusan TIP jateknya emang rada belakangan padahal jurusan tetangga dah boleh jatek di libur semester 4 kemaren.

Oke, namanya juga JATEK, jadi kita harus pergi dari dunia kampus buat kerja atau menimba ilmu di salah satu perusahaan atau industri yang concern di bidang Industri Pertanian dan Pengolahannya. 
Dan untuk program JATEK ini, aku masukin proposal di salah satu industri penggilingan tepung BOGASARI cabang Surabaya. Ooow jauh ya, ya begitulah. Untuk masalah kelompok jatek, pihak jurusan nggak nentuin jadi kita nentuin sendiri kelompoknya mau sama siapa. Dan kelompok jatek ku terdiri dari cewek-cewek tangguh Rodhiyah, Lia, dan Yulia. Jatek di Bogasari pun jadwalnya per bulan ngitungnya, jadi kita brangkat di awal bulan Februari sampe akhir Februari. Padahal sih kita libur cuma dari tanggal 17 Januari sampe 17 Februari... Hehe ya jadi gitu deh telat jatek, telat pula masuk kuliah di semester 6.

Nah dilema selanjutnya adalah nentuin tugas khusus. Jadi kalau Jatek itu kita nantinya bakal bikin yang namanya Laporan JATEK, dimana isinya laporah hasil kita jatek di perusahaan dengan membahas segala tetek bengek proses dan sistem disana dan dituliskan dalam format Tugas UMUM dan Tugas KHUSUS.
Tugas umum isinya seputar tentang informasi umum perusahaan, nah kalau tugas khusus kita nentuin sendiri topik atau masalah apa yang akan kita angkat ataupun kita analisis lebih jauh di perusahaannya dan nantinya kita olah berdasarkan datadata yang dikumpulin waktu jatek. And finally out put nya adalah UJIAN JATEK. Oh mannn po rasangar kui... Ujian hidup aja dah panik, dan sekarang dah harus biasain denger kata-kata ujian jatek ataupun skripsi nantinya.


Rempongnya selama kurang lebih sebulan nanti kita bakal ngekos di Surabaya TANPA survey sodara-sodara. Aku ulangin men sangar. TANPA survey!! Whoaaah Surabaya aja kayak apa, perusahaannya aja kayak apa, nah tempat tinggal aja gak pake liat sikon dulu. Ini lumayan ngeri haha, kayak beli kucing dalam karung atau kayak ikutan kontak jodoh lewat internet. Secara ni pesen kos-kosan hanya bia telpon...... Oke lah kita liat dulu cerita selanjutnya. :D

Dan berangkatnya kita putusin tanggal 30 Januari naik kereta dari stasiun Lempuyangan. Harga tiket sampe stasiun Gubeng 50 ribu dengan keberangkatan pukul 8 pagi. Nah nah 30 januari, pas banget besoknya Imlek nih.... Biasa ancaman hujan, yang katanya orang cina malah bagus kalo hujan pas imlek. Oh yeah.... 

Bingung alias panik juga ni JATEK kayak apa... 


tungguin cerita selanjutnya aja.
^__^


*Good luck for me, bismillahirahmanirrahim


Wednesday, 4 December 2013

Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan


Kunjungan Industri UKM Tahu di Wirobrajan, Yogyakarta







Kunjungan industri kali ini, tempat yang dipilih adalah suatu industri (UKM) pembuatan tahu yang berada di Wirobrajan, Yogyakarta. Industri ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola oleh Ibu Juminem ini adalah home industry yang dikelola oleh keluarganya dan dalam proses pembuatannya dibantu oleh anaknya. 

Produk utama yang diproduksi oleh Ibu Jumninem ini adalah tahu putih, yang nantinya hasil sampingnya yakni ampas tahu yang diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai lokal dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Selain itu air yang digunakan adalah air sumur. Bahan bakar untuk memasak ialah kayu dan serbuk kayu. Tungku yang digunakan untuk memasak kedelai menggunakan prinsip uap, dimana uap panas dihasilkan dari pembakaran kayu yang kemudian dialrikan menggunakan pipa-pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai dengan cara merendam kedelai dalam ember berisi air. Dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai yang merupakan hasil sortasi tersebut lalu direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya, barulah kedelai dicuci bersih dengan air sumur. Kedelai impor maupun kedelai lokal yang merupakan bahan baku dari tahu ini, dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat juga kedua jenis kedelai ini tidak dicampur. Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.






 
Bahan baku pembuatan tahu






 
Kedelai-kedelai ini digiling hingga nantinya mennghasilkan sari kedelai.




Sari kedelai ini kemudian direbus di tungku perebusan sampai mendidih dan matang merata, Setelah mendidih, kemudian sari kedelai disaring menggunakan kain dengan serat yang tidak terlalu rapat menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya. Hasilnya berupa saripati kedelai yang telah dipisahkan dengan limbahnya yang kemudian pada proses selanjutnya ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air sisa perebusan sari kedelai yang telah diambil ampasnya yang berumur 1-2 hari. Air fermentasi yang digunakan dalam sekali produksi adalah sebanyak 2 ember berukuran sedang. Campuran tersebut kemudian diaduk rata lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan antara saripati kedelai yang berbentuk gumpalan-gumpalan dan air fermentasi yang berada dibagian atas. Semakin lama air fermentasi yang digunakan, maka akan semakin cepat proses penggumpalan sari pati kedelainya sehingga proses selanjutnya akan lebih cepat dikerjakan.

Air yang berada dibagian atas permukaan kemudian disedot menggunakan selang berukuran besar untuk mempermudah proses pemisahan. Air yang disedot keluar sebagian dibuang dan sebagian lagi disimpan untuk proses pembuatan tahu keesokannya lagi sebagai fermentor. Sari pati kedelai yang menggumpal tersebut lalu diangkat dan dipindahkan ke cetakan tahu yang terbuat dari balo kayu yang sebelumnya diberi alas kain tipis dibawahnya. Setelah dipindahkan ke cetakan kayu lalu ditutup dengan papan kayu dan didiamkan selama kurang lebih 15 menit. Tahu yang telah jadi kemudian dipotong kotak-kotak berukuran sedang.




Perebusan kedelai yang sudah digiling, menggunakan tungku dari semen (bis sumur) dengan sistem penguapan yang dialirkan menggunakan pipa ke bagian dasar bejana tungku






 
Air fermentasi yang digunakan untuk membuat tahu.




 
Pekerja (anak dari Ibu Juminem) yang sedang mempersiapkan proses penyaringan sari kedelai menggunakan kain saring berwarna hijau.





 
Proses pengadukan saat perebusan sari kedelai agar matang secara merata.





 
Praktikan kelompok C dan O




 
Sari kedelai dipindahkan ke bejana selanjutnya untuk dilakukan proses penyaringan.





 
Proses penyaringan saripati kedelai dengan ampasnya yang dibantu dengan ditimbun batu agar mempercepat peyaringan.







 
Proses pemberian air fermentasi ke dalam bejana yang berisi saripeati kedelai yang telah terpisah dengan ampasnya. Dibutuhkan 2 ember air fermentasi.


 




 
Proses penyedotan untuk memisahkan air fermnetasi dengan saripati kedelai yang telah menggumpal.





 
Hasil dari proses pencampuran dengan air fermentasi dan telah dipisahkan dengan permukaan atasnya.





 
Pemindahan ke cetakan ahu yang terbuat dari kayu berbentuk balok yang dibwahnya dialasi dengan kain saring, dan didiamkan beberapa saat agar mendapat bentuk yang kotak.





 
Ditutup dengan papan kayu agar mempercepat air keluar.








 
Foto praktikan kelompok C dan O bersama Ibu Juminem.




Seperti pada industri tahu pada umumnya, tentunya selalu ada limbah yang dihasilkan. Limbah pada yang dihasilkan berupa ampas tahu yang biasanya diolah menjadi gembus, sedangkan limbah cair dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola pemerintah. Pemasaran produk tahu buatan Ibu Juminem ini adalah dengan penjualan yang dilakukan oleh Ibu Juminem sendiri yang dijajakan dipasar atau ada orang-orang yang memang sengaja membeli langsung ke tempat Ibu Juminem. Biasanya Ibu Juminem menjualnya kepada pedagang di Pasar Nithikan dan Pasar Sorogenen. Tahu Ibu Juminem ini belum meiliki merk dagang dan dijual dengan harga 300-400 rupiah per buah, sedangkan gembusya dijual 250 rupiah per buah.









~ Laporan kunjungan industri
~ Photo by Co-ass