Showing posts with label News. Show all posts
Showing posts with label News. Show all posts

Tuesday, 14 October 2014

Kunjungan Dubes Republik Indonesia untuk Bulgaria






Pak Bunyan Saptomo


Kutipan:
Duta besar RI untuk Bulgaria dan Albania itu, mengaku jalan hidupnya melenceng jauh dari cita-cita dasarnya. Sesuai anjuran orangtua sewaktu kecil, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM 1981, mendaftar calon pegawai negeri di Kabupaten Klaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan harapan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan akhirnya menjadi camat. Takdir menentukan lain, ujian calon pengawai negeri tersebut gagal.
Melihat orangtua kecewa atas kegagalannya menjadi pegawai negeri sipil (PNS), Saptomo muda merantau ke Jakarta. Pekerjaan yang didapat juga bukan PNS melainkan jurnalis di LKBN Antara Jakarta.
Dia pun penasaran mengapa ujian CPNS tak pernah lolos. Suatu saat Departemen Luar Negeri membuka lowongan pekerjaan, dia pun ikut tes CPNS lagi. Karena instansinya berkaitan dengan urusan luar negeri, dia menyadari tidak bisa memenuhi keinginan orangtuanya menjadi camat andaikata diterima menjadi PNS Departemen Luar Negeri. Ternyata benar diterima sebagai pegawai Departemen Luar Negeri dan menjadi diplomat.

 
Pak Bunyan Saptomo memberikan kenang-kenangan kepada perwakilan UGM, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni

Sunday, 5 October 2014

SMA cuma Setahun, Lulus Cum Laude FH UI





Sekali-kali ngepost kisah orang, repost juga sih sebenernya haha :D
Ada nih cerita dari anak muda kece, jujur dan cumlaude dari FH UI hanya 6 semester.
Inspiratif banget buat anak muda yang peduli dengan masalah sosial di sekitar kita.


Sumber: Dari agan kaskus (http://www.kaskus.co.id/thread/542a6acade2cf282238b456e/sma-cuma-setahun-lulus-cum-laude-fh-ui/)




Namanya Andri Rizki Putra. Panggilannya Rizki. Tahun ini umurnya genap 23 tahun. Kalau sekilas melihat tampilannya, Rizki lebih mirip dengan artis dibanding aktivis LSM yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak tidak mampu.



Rizki punya kegiatan yang sungguh mulia. Masa kecilnya yang tidak beruntung (Rizki tumbuh dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri) dan pengalaman di sekolah umum yang tidak jujur mendorongnya membuat gerakan pendidikan yang menjunjung tinggi kejujuran. Tahun 2012 dia mendirikan yayasan yang mengadakan sekolah untuk anak-anak putus sekolah.
 



Silakan simak cerita Henny Galla Pradana yang pernah dimuat di jawapos.com berikut. 



BUNYI lonceng di salah satu sudut sekolah menandai berakhirnya ujian nasional (unas) pada pertengahan 2006 lalu. Andri Rizki Putra yang saat itu masih SMP bergegas keluar kelas. Terik siang yang menyelimuti Jakarta kala itu menemani langkah kakinya yang cepat menyusuri teras-teras panjang kelas. Dia buru-buru ingin bertemu kepala sekolah. Belum sampai mengetuk pintu ruang kepala sekolah, dia bertemu salah seorang guru.

”Kenapa ingin ke kantor kepala sekolah?” tanya sang guru. Tanpa takut, remaja dengan seragam putih biru itu bilang bahwa dirinya ingin mengadukan buruknya sistem ujian nasional. Bagaimana bisa, tanya Rizki, guru-guru tutup mata bahwa murid-murid peserta ujian menyontek dengan bebas? Bahkan, guru mengirim kunci jawaban lewat pesan pendek? ”Buat apa pintar kalau didapat dari ketidakjujuran?” tegasnya.

Bagi Rizki, apa yang dia alami adalah suatu yang tidak masuk akal. Apalagi, saat sang guru justru balik bertanya kenapa. ”Kenapa Rizki tak bilang ke saya (untuk dapat sontekan)? Nanti pasti kamu dapat nilai yang lebih bagus,” kata guru itu, lantas mencegah Rizki bertemu kepala sekolah.

Padahal, tanpa menyontek, Rizki bisa lulus dengan nilai bagus. Rata-rata nilai yang dia dapatkan dalam tiga mata pelajaran, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan Matematika, adalah 8,75. Ironi tak mandek di situ. Teman-teman sekolah Rizki yang notabene siswa salah satu SMP unggulan di Jakarta Selatan justru mengucilkannya.


BUNYI lonceng di salah satu sudut sekolah menandai berakhirnya ujian nasional (unas) pada pertengahan 2006 lalu. Andri Rizki Putra yang saat itu masih SMP bergegas keluar kelas. Terik siang yang menyelimuti Jakarta kala itu menemani langkah kakinya yang cepat menyusuri teras-teras panjang kelas. Dia buru-buru ingin bertemu kepala sekolah. Belum sampai mengetuk pintu ruang kepala sekolah, dia bertemu salah seorang guru.

”Kenapa ingin ke kantor kepala sekolah?” tanya sang guru. Tanpa takut, remaja dengan seragam putih biru itu bilang bahwa dirinya ingin mengadukan buruknya sistem ujian nasional. Bagaimana bisa, tanya Rizki, guru-guru tutup mata bahwa murid-murid peserta ujian menyontek dengan bebas? Bahkan, guru mengirim kunci jawaban lewat pesan pendek? ”Buat apa pintar kalau didapat dari ketidakjujuran?” tegasnya.

Bagi Rizki, apa yang dia alami adalah suatu yang tidak masuk akal. Apalagi, saat sang guru justru balik bertanya kenapa. ”Kenapa Rizki tak bilang ke saya (untuk dapat sontekan)? Nanti pasti kamu dapat nilai yang lebih bagus,” kata guru itu, lantas mencegah Rizki bertemu kepala sekolah.

Padahal, tanpa menyontek, Rizki bisa lulus dengan nilai bagus. Rata-rata nilai yang dia dapatkan dalam tiga mata pelajaran, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan Matematika, adalah 8,75. Ironi tak mandek di situ. Teman-teman sekolah Rizki yang notabene siswa salah satu SMP unggulan di Jakarta Selatan justru mengucilkannya.Tentangan sosial membuat hari-hari kelulusan semakin berat. Sempat dia berpikir hendak melapor ke Indonesia Corruption Watch (ICW) dan mengekspose ke media, namun ditahan orang-orang dekatnya. Rizki drop dan depresi. Dia menghabiskan masa-masa menjelang SMA dengan mengurung diri di kamar dan enggan keluar rumah.

Saat masuk SMA pada 2006 juga, Rizki merasakan kekosongan hati yang luar biasa. Meski diterima di SMA unggulan, mendapat beasiswa prestasi, dan mencetak nilai tertinggi, dia sudah tak bersemangat sekolah. Akhirnya Rizki hanya satu bulan di SMA dan memilih putus sekolah. Kepercayaannya terhadap sekolah formal luntur.

Namun, jangan dikira Rizki akan menyerah untuk mendapat pendidikan. Dia meyakinkan sang ibu, Arlina Sariani, 50, bahwa dirinya mencari pola belajar dengan caranya sendiri. ”Saya menamakan jalur pendidikan SMA saya adalah unschooling,” ceritanya saat ditemui Jawa Pos di Grand Indonesia akhir pekan lalu (26/7).

Bukan homeschooling yang harus membayar mahal biaya pendidikannya. Bukan juga bimbingan belajar yang masuk pendidikan nonformal. Unschooling merupakan jalur pendidikan tanpa lembaga, bahkan tanpa pengawasan orang tua. Dia belajar sendiri di rumah. Sumber pendidikannya dia raih dari membaca dan mempelajari buku-buku bekas dari saudara-saudaranya.Sebetulnya unschooling yang dijalani Rizki merupakan program pemerintah untuk pendidikan informal berupa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Sistem itulah yang melahirkan ijazah paket. Sayang, ijazah paket sudah kadung bercitra negatif. Hanya karena lulusan ijazah paket, mayoritas anak-anak putus sekolah dan tak mampu secara akademik. Akses ke perguruan tinggi juga susah karena beberapa kampus tidak menerima pelamar dengan ijazah tersebut.

Selain research melalui internet, Rizki pergi ke dinas pendidikan untuk meyakinkan tetap bisa mengikuti ujian kesetaraan dengan pola pendidikan seperti itu. Bahkan, dia tertantang mengambil ujian paket C setara SMA dengan sistem akselerasi. Ternyata, diknas mengizinkan Rizki dengan beberapa syarat. Salah satunya, mengikuti placement test yang berisi ujian akademik dan tes IQ. Rupanya Rizki berhasil melampaui syarat ujian paket kesetaraan di bawah 17 tahun.

Untuk lolos tes paket, dalam sehari dia menghabiskan 22 jam untuk belajar. Dia melumat pelajaran yang normalnya diambil tiga tahun menjadi setahun saja. Pelajaran yang dirasa sulit dia cari jawabannya lewat internet. Dia juga rajin membaca surat kabar. ”Ujian paket seharusnya juga lebih sulit karena saya harus belajar enam mata pelajaran. Sebaliknya, ujian nasional hanya tiga mata pelajaran,” tuturnya yang saat ditemui mengenakan setelan jaket kuning dan celana jins warna cerah. Begitu hasil ujian paket keluar, Rizki mencetak nilai sangat tinggi dengan rata-rata 9 tiap pelajaran. Dia lulus SMA pada usia 16 tahun! ”Saat itu pun pengawas ujian sempat menyodori saya kunci jawaban agar saya lulus. Pasti saja saya tolak,” ujarnya, lantas tersenyum mengenang kisah ironi itu. Pendidikan pun dia dapatkan dengan sangat murah. Selama unschooling, dia hanya mengeluarkan biaya Rp 100 ribu. ”Untuk fotokopi ijazah,” candanya.Pada 2007 Rizki tembus SNM PTN dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Indonesia (UI). Bahkan, dekan fakultasnya heran karena ada mahasiswa dengan ijazah paket. Toh, pada 2011, pada usia 20 tahun, dia justru menjadi lulusan terbaik dengan predikat cum laude.Pengalaman panjangnya dalam bersekolah itu memicu Rizki untuk membuat sekolah gratis. Tak sekadar gratis, dia membantu murid-muridnya mendapatkan ijazah paket A, B, dan C. Yayasan pertama yang dia dirikan adalah masjidschooling. Dia menamai masjidschooling karena proses pembelajarannya bertempat di teras Masjid Baiturrahman di bilangan Bintaro.

Rizki pun menjadi guru bagi puluhan muridnya yang putus sekolah. Selain itu, dia dibantu mengajar oleh ibu-ibu rumah tangga dan para mahasiswa STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Hingga kini masjidschooling berjalan empat tahun.







Sunday, 27 April 2014

Mata Najwa on Stage (GSP UGM)





Bersama rombongan kece cewek TIP 2011
(dari kiri: Aku, Dwi, Elita, Mita, Pipit, Riska, Apipah, Onida, Anggi, Zulfa, dan Ami)
*)yang udah pulang duluan ada feby, fathin dan laila




         “Metro TV on Campus” merupakan sebuah pelatihan atau ‘Workshop’ yang di adakan oleh pihak Metro TV untuk memberikan pelatihan jurnalisitk kepada mahasiswa agar para mahasiswa mendapatkan informasi dan stimuli, apa yang dilakukan seorang jurnalis. Dengan para pembicara yang sudah berpengalaman dalam dunia jurnalistik. Selain pelatihan jurnalistik tentu saja ada dua rangkaian acara lainnya yang menarik yaitu Stand Up Comedy dan Mata Najwa on Stage. Metro TV on Campus ini berlangsung 3 hari berturut-turut dari hari Rabu 23 April - Jumat 25 April 2014. Untuk acara Pelatihan Jurnalistik dan Stand Up Comedy diadain di gedung PKKH Purna Budaya UGM dan berlaku juga buat semua penukaran tiket 3 rangkaian acara tersebut. Dan Untuk acara Mata Najwa on Stage sendiri khusus digelar di Gedung GSP UGM.
         Pertama liat iklannya Metro TV on Campus (MoC) langsung deh follow twitter nya MoC buat mantengin TL kapan dibuka pendaftaraannya, masalahnya ini gratis coy, dah kebayang yang daftar banyak. Dan bener aja, ketika dibuka pendaftaran mereka nerima sampe 6000 kuota. Wahahaha malem itu juga langsung kirim email dah, sekalian nebengin temen-temen angkatan ngirim email juga biar rame sekalian dah. #MumpungBro

         MoC kali ini disponsori utama oleh Kopiko 78 degree dan rekening ponsel CIMB niaga, pokoknya dah mulai rame deh di Purna Budaya dari hari pertama. Aku sendiri ikut Pelatihan Jurnalistik dan Mata Najwa, tapi yang pelatihan Jurnalistik ngantuk berat akhirnya nggak sampe selesai gitu. Emang sih doorprize dan hadiahnya banyak, sayangnya kebejoan saya tetap tidak pernah dapet menang undian hahaha.
 

 

         Nah puncak-puncaknya acara yang paling ditunggu peserta tuh yang Mata Najwa on Stage, pasalanya selain gratis, pembicara yang diundang juga yahut-yahut. Ada Anies Baswedan, Chairul Tanjung, Sri Sultan HB X, Ridwan Kamil, dan Mahfud MD. Pastinya kakak cantik si Najwa Shihab bro hahaha yang idungnya Arab bingit itu tuh. Wah acaranya juga njanjiin snak, doorprize, souvenir, dan sertifikat. Aduuh sapa juga yang gak minat keles, gratisan. Mumpung Jumat selo, bolehlah ikut-ikut acara ginian. haha :D

         Kata "TAPI" nya juga ada nih. Meski acara gede, acaranya kurang strategi nih dalam nyusun sistem pemasukan peserta yang udah punya tiket dan yang gak punya tiket. Dan alhasil sempet ricuh saat open gate dipintu masuk GSP yang cuma dibuka satu doang, sedangkan ternyata yang daftar itu sampe 31000 dari kuota tiket yang cuma 6000. IH WOW banget lah. Satu kata ketika aku dan temen-temen dateng jam 1 ke GSP, yaitu "MENGERIKAN" ada lautan manusia ngumpul ampe tangga-tangga pintu masuk GSP. Ternyata itu adalah orang-orang yang gak punya tiket yang udah ngumpul dari tadi, padahal yang punya tiket banyak yang belum bisa masuk gara-gara gak ada jalan lewat. Huhuuu. Harusnya itu pintu yang dibuka lebih dari satu dan yang nggak punya tiket mending jangan di PHP bisa masuk atau kalo enggak ada jam akhir buat yang nggak punya tiket. Masalahnya itu kan hari Jumat pastinya kebanyakan pada datengnya jam 1 gitu dong. Yah begitulah 2 poin itu semoga bisa jadi pengalaman besok-besok kalo mau bikin acara gede gratisan pula kayak gini. Haduhh.



 
 Ngeri bingit bingit ya ampun cuma satu pintu dan ketutup sama yang nggak punya tiket, trus lewanya gimancek noh -____-"
You can see me??


         Pokoknya setelah perjuangan naik dengan sedikit demi sedikit mlipir sambil kegencet orang sana-sini akhirnya rombongan kita sempet bisa naik tangga dan masuk lewat pintu utama. Tapi tepat setelah rombongan kita masuk, salah satu peserta yang nggak punya tiket nrobos masuk dan semua peserta yang nggak punya tiket lainnya ikut ricuh dan bubrah deh semua kumpulan orang-orang dipintu masuk dan super ricuh desek-desekan. Salah dua dari rombongan kita yaitu Feby dan Elita kepisah saat kita masuk gegara orang-orang brutal yang masuk nrobos. Mereka kegencet sana sini , padahal itu kondisi yang punya tiket belum semua masuk. Semua orang lomba lari dari pintu masuk sampe dalem GSP nyari tempat duduk paling pewe buat nonton. Sedangkan kita yang baru aja masuk dan mau cari tempat duduk keduluan sama orang-orang yang lari-lari itu, alhasil kita duduk di sebelah Barat panggung yang panggungnya pun sebenernya jadi nggak kelihatan ketutupan kipas angin gede dan bapak kameramen. Alamak, cuma bisa liat dari layar. Ya udeh sih daripada nggak dapet tempat duduk.




 






        Pembicara pun baru datang jam 3 dan tetep antusias penonton yang bejibun itu tetep membara sambil tepuk tangan semangat. Topik Mata Najwa saat itu ialah "Dari Jogja untuk Bangsa", dan yang dibahas kurang lebih ialah tentang pendapat para nara sumber yang notabene dari Jogja kecuali Ridwan Kamil mengenai nasib bangsa dan kriteria kepemimpinan dalam mempimpin dari kacamata bidang mereka. Masing-masing nara sumber punya pendapat yang bagus-bagus dan keren menurutku, super sekali mereka itu. Apalagi saat sesi tanya jawab dengan para penonton yang pertanyaannya bagus banget, cetar dan ada yang to the point tentang permasalahan saat ini. Dan dijawab pula dengan jawaban keren dari para nara sumber meskipun ada beberapa jawaban yang kurang memuaskan bagiku yaitu terkait masalah maraknya perhotelan di Jogja dan masalah pertelevisian yang terlalu menonjolkan acara komedi ledekan. Ya gitu deh, pandangan orang memang beda-beda, tapi mereka emang orang-orang hebat yang perlu dicontoh sisi baik dan sisi perjuangannya.

         Acaranya berakhir sampe jam setengah 6, dan ketika kita mau perjalanan ke kampus buat pulang kita malah balik lagi karena ternyata sertifikat dibagiin lewat pintu utama sedangkan kita keluar lewat pintu samping. Dan untungnya ketika pulang rada akhir-akhir lewat pintu samping kita malah ketemu sama Anies Baswedan yang kayaknya habis sholat di GSP dan kita bisa liat dari deket banget, salaman dan foto bareng. Hahaha meski parahnya semua foto yang diambil dari hapeku atau riska atau mita semua blur yang ada akunya sodara sodara. Sedih sekali ini maak. Ah biarin deh moga ketularan pinternya. Amin *usap-usap bekas salaman ke rambut*

  

  
 Untung kita lewat pintu samping dan ternyata di pintu belakang ada banyak orang dikira ada yang ulang tahun rame-rame pada nyanyi,, eh taunya ada Pak Anies.
 Akhirnya dengan keingintahuan kami, kita ikutan ngrubung deh.



Berhubung bisa liat deket, ikutan foto bareng bapaknya. Oke mungkin lebih tepatnya 'mlipir nyuri foto bareng'. Hahaha Oke meski blur semua tetep narsis #kameraelekyoben #alayyoben 





 










Sampe rumah tepar, ikut acara talk show ini paling capek deh yakin.




Friday, 14 February 2014

Thursday, 26 September 2013

Kemasan Tetra Pak




Berhubung beberapa waktu lalu diadakan seminar Life Cycle Assessment di FTP UGM , dimana salah satu sponsor dan keynote speakernya itu dari pihak Tetra Pak. Jadi kali ini aku akan membahas sedikit tentang Tetra Pak.




Teknologi Aseptic
Kemasan Tetra Pak terkenal aman, awet, dan tidak mereduksi nutrisi produk di dalamnya.
Mereka berhasil mendominasi 70-80% pangsa pasar kemasan susu cair. Apa rahasianya?

Kalau ditanya seputar kemasan consumer goods, Tetra Pak adalah ahlinya. Lihat saja, nama itu sering tercantum dalam produk makanan dan minuman kemasan di Tanah Air. Lahan bisnis perusahaan ini memang fast moving consumer goods. Khususnya, minuman dan makanan dalam format cair (liquid) seperti susu, teh, aneka jus, puding, dan santan. Asal tahu saja, perusahaan global yang berbasis di Swedia ini sudah merambah lebih 165 negara. Di Indonesia, Tetra Pak yang mulai beroperasi sejak 1976 merupakan perusahaan dengan konsep B to B. “Klien pertama kami adalah PT Ultrajaya. Pada waktu itu, Ultrajaya memperkenalkan susu UHT dalam kemasan Tetra Pak untuk pertama kalinya,” kata Rober Tumiwa, Commercial Director PT Tetra Pak Indonesia. Pada 1980-an, mereka mulai mampu menggandeng para pemilik merek. Tahun 1982, ABC Central Food (sekarang Heinz ABC Indonesia—red) meluncurkan minuman jus pertama dalam kemasan Tetra Pak. Sinar Sosro juga merilis produk tehnya dalam kemasan yang sama. Tahun 1984, Salim Graha menjadi klien Tetra Pak dengan meluncurkan kemasan minuman soya. Kemudian, Pulau Sambu membangun pabrik santan UHT dan mengemas santan dalam Tetra Pak pada tahun 1989.
Bisnis Tetra Pak pun terus berkembang dengan merangkul semakin banyak customer, seperti Indolakto, Ajinomoto, Sido Muncul, Sari Husada, Tang Mas, Industri Susu Alam Murni, Madu Nusantara, Coca-Cola, Sekar Tanjung, dan sebagainya. Sekarang, Tetra Pak memilki 21 customer dengan ratusan merek.
Bagaimana cara mereka menghasilkan kemasan-kemasan bermutu dan diminati customer? “Salah satu keunggulan proses kemasan kami adalah teknologi aseptic. Teknologi ini membuat produk diproses sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan pengawet untuk bertahan lama, tanpa mereduksi benefit dari produk itu sendiri seperti nutrisi, kadar vitamin, tekstur, dan sebagainya,” ujar Robert. Dipaparkannya, setiap kemasan terdiri dari 6 layer (lapisan), yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri. Misalnya, lapisan alumunium foil membuat lifetime produk bisa mencapai 6-12 bulan. Selama produk ini tidak dibuka, produk aman dikonsumsi. Konsumen juga tidak perlu takut mengkonsumsi produk dalam kemasan Tetra Pak karena kemasan ini berfungsi mengawetkan sampai batas expired date-nya. Keunggulan lainnya adalah brand yang sudah lama dibangun, cost efficiency, kemasan aman dan ramah lingkungan. “Itu semua adalah terjemahan dari moto kami, yakni protects what’s good,” tandasnya. Tetra Pak Indonesia juga mengeluarkan sejumlah variasi kemasan. Bentuk paling simpel adalah tetra brik atau kotak. Kemasan ini bisa diisi dengan produk bervolume hingga 2 liter. Ada juga kemasan tetra pino aseptic atau bantal. Biasanya kemasan ini digunakan untuk produk susu cair. Kemasan lain adalah tetra classic aseptic, tetra wedge aseptic, tetra prisma aseptic, tetra rex, dan tetra top. Semua material packaging sebagian besar masih impor, sedangkan proses pengemasannya dilakukan oleh masing-masing customer. (http://pangansehati.wordpress.com)




 Sering liat tulisan FSC di sisi samping kemasan Tetra Pak kan? Nah itu salah satu tanda bagi produk berkelanjutan. 

Bagi Tetra Pak, masalah lingkungan merupakan hal yang prioritas dan strategis bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Ulf Backlund,Managing Director Tetra Pak Indonesia, mengungkapkan, perusahaannya fokus pada masalah lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari mata rantai produksi, menciptakan produk yang berkelanjutan dan meningkatkan recycle. Untuk menciptakan produk yang berkelanjutan, Tetra Pak berupaya menggunakan kemasan yang dapat diperbaharui dan tersertifikasi  Forest Stewardship Council (FSC). Penggunaan kemasan yang tersertifikasi FSC bagi Tetra Pak juga untuk memastikan ketersedian suplai di masa depan dan untuk menjaga market share. Ulf Backlund juga mengungkapkan, hal ini merupakan upaya untuk memenuhi permintaan pelanggan dan retailer. Berdasarkan survey yang dilakukan Green Gauge Global, dewasa ini konsumen semakin menyadari akan pentingnya tanggung jawab industri terhadap lingkungan. Jumlah masyarakat yang semakin peduli terhadap transparansi produk yang mereka gunakan mengenai asal dan bagaimana produk tersebut di buat. Awareness tersebut pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kesadaran dan kepedulian akan masalah lingkungan dan ketersediaan suplai di masa depan tidak hanya menjadi perhatian Tetra Pak, tetapi juga menjadi perhatian PT Ultrajaya Milk Industry. Perusahaan yang berawal dari indusri rumah tangga pada tahun 1958 ini menggunakan kemasan produksi Tetra Pak yang telah tersertifikasi FSC. Selain itu, kemitraan yang dijalin keduanya juga terwujud dalam proram-program seperti program recycle karton. Ultra Jaya juga melakukan aktivitas lainnya yang menunjukkan komitmen terhadap lingkungan seperti memberikan dukungan terhadap berbagai aktifitas yang bekerja sama dengan WWF dan komunitas serta memiliki manajemen lahan yang modern. (http://swa.co.id/business-strategy)


 




Penanganan yang Tetra Pak lakukan:

Karena kurangnya pengetahuan dalam penanganan kemasan Tetra Pak ini, sangat disayangkan bahwa saat ini  penanganan Tetra Pak masih sangat kurang tepat. Kebanyakan dari kemasan tetra pak ini dibakar bersamaan dengan sampah-sampah lainnya. Padahal ketika dibakar, kertas karton dan polietilen tentu akan habis terabakar. Namun logam alumuniumnya tidak akan ikut terbakar dan dikubur dalam tanah dan malah membuat pencemaran karena mengakibatkan tidak suburnya tanah yang ditanami tanaman. Karena susahnya penguraian dan butuh waktu lama, salah satu cara menanganinya ialah dengan metode Hot Pressing. Hot Pressing adalah metode yang tepat karena dengan metode itu , sampah kemasan tetra pak akan terurai. Tahapannya pertama, dilakukan pemisahan material penyusun tetra pak dari karton, polietilen, dan alumunium secara manual. Kemudiapolietilen dan alumunium dibubukkan sambil dipanaskan lalu di press. Pencacahan alumuniumnya pakai mesin hidropulper. Dari hasil tadi dihasilkan material yang berfungsi sebagai pengganti kayu dan ringan tentunya. Saat pameran stand kemarin banyak contoh produk hasil daur ulangnya, ada yang dibuat atap bentuk asbes (model genteng), meja, pintu, rak buku, dan aku dapet gantungan kunci juga. Lucu dan ringan meski rada aneh bentuknya. Nah sedangkan daur ulang bagian karton, seperti biasa bisa dijadikan banyak barang lainnya, seperti kertas daur ulang, buku, kantong kertas, tempat telur, kardus dan macam-macam lainnya.Pokoknya bukan hanya lingkungan yang aman, tetapi juga menjadi sumber pendapatan baru karena hasil daur ulang bisa untuk membuat perkakas rumah tangga.




Pin dan gantungan kunci



 Tempat sampah khusus kemasan tetra pak




 



Atap produk hasil daur ulang lapisan alumunium, tahan banting, tahan injek juga.






Website Tetra Pak:



Saturday, 14 September 2013

Seminar dan Pameran Beasiswa Education Fair



Tempat :
Grha Sabha Pramana (GSP)
Universitas Gadjah Mada (UGM)


Speaker :
1.Harry Firmansyah (Indonesia’s Top 10 Trainer)
2.Bezie Galih Manggala (Business Owner)
3.Muhammad Assad (CEO of Rayyan Capital and Chairman NFQ Group)
4.Dude Herlino (Inspirasi Intelektual Muda)
5.Nadia Karina Hakman (Student at University od Auckland)



 Wah sayang, gak jadi ada dude herlino. Tapi ada pembicara dari pengarang buku "Haram Keliling Dunia"  Mbak Nur Febriani Wardi dan ada dari Ketua Radio PPI dunia, jadi lumayan menarik lah. Dan ada pertunjukan tari Saman juga, keren lah.






 





 
Laila (kiri) dan Khadijah (kanan)




 
Dengan Mbak Nur Febriani








ama pembicara perwakilan dari radio PPI dunia, lupa namanya. Bareng Laila yang lagi mangkir tugas panitia SS fakultas sehari doang kok, hehe








Monday, 12 August 2013

Industri Roti Bangkit, Bantul, Yogyakarta



Hildha Nurmalasari Dewi



Industri 'Roti Bangkit' merupakan suatu industri kecil menengah yang bergerak di bidang pembuatan roti isi. Industri Roti Bangkit pertama kali berdiri pada tahun 1997 di kota Solo. Solo adalah kota asal dari Bapak Asep sang pendiri Industri Roti Bangkit. Namun saat ini industri ini telah berkembang di kota Yogyakarta dengan lokasi pabrik di daerah Block O, Bantul, Yogyakarta. Untuk daerah Yogyakarta sendiri pengelolaan pabrik dipegang sepenuhnya oleh Bapak Dedek. Industri Roti Bangkit berpindah ke daerah Block O karena adanya perluasan produksi dan penyimpanan. Industri Roti Bangkit sendiri memproduksi berbagai macam roti dengan ukuran sedang namun memiliki berbagai macam varian rasa seperti coklat, mocca, strawberry, kelapa, durian, dan coklat kacang. Industri Roti Bangkit memproduksi kurang lebih 16.000 bungkus per hari. Industri ini merencanakan penambahan kapasitas produksi lebih dari 16.000 yaitu menjadi 24.000 bungkus roti per hari.







Sedangkan untuk tenaga kerja, Industri Roti Bangkit memiliki 55 orang karyawan. Dimana 16 orang karyawan bekerja di bagian produksi , 6 orang bekerja di bagian pengemasan dan 33 orang mendistribusikan roti bangkit ke warung - warung untuk daerah kota Yogyakarta dan kota temangung.
Pembagian distribusi pekerja ada 29 pekerja untuk wilayah yogyakarta dan 4 orangpekerja di wilayah temangug. sistem pengelolaan tenaga kerja di indutri roti bangkit ialah bahwa sitiap pekerja tidak memiliki tugas ganda atau dapat dikatakan setiap prkerja hanya bekerja dibagian yang telah ditentukan saja.
waktubproduks di industri roti bangkit ini beroperasi dari pukul 07.30-13.00 WIB. sedangkan waktu pengemasan dilakukan dari pukul 18.00-selesai. Namun jam kerja industri ini disesuaikan dengan jumlah roti yang akan diproduksi.


Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Roti Bangkit diambil dari Solo dan Yogyakarta . Bahan bakunya adalah tepung, gula, margarin, obat-obatan (kalsium),dan bahan untuk membuat isi roti diambil 1minggu sekali di Solo . Sedangkan gas, garam, airminerl dapat dibeli di Yoggyakarta setiap hari. begitu pula dengan telur. 

Proses produksi roti bangkit dimulai dari penimbangan obat-obatan ,telur ,garam ,gula dan air. obat yang telah ditimbang di campur dengan tepung terigu. Telur ,garam dan gula yang juga telah ditimbang dicampur dengan air kemudian dicampur juga dengan obat dan tepung terigu sampai tercampur rata kemudian adonan tersebut ditambahkan mentega . Setelah semua tercampur kemudian aduk hingga menjdi kalis . Lalu didiamkan selama 10 menit , setelah itu dimasukan ke dalam mesin roling untuk lebih melembutkan adonan tersebut . Kemudian adonan siap di bentuk sesuai yang telah ditentukan . Satu loyang berisi 12 buah adonan roti , 16 roti lonjong , atau roi bunga . Jika sudah didiamkan agar mengembang ,lalu di oven . lalu roti didinginkan setelah matang baru dikemas .


Dalam bangunan industri ini terdapat berbagai ruang mulai dari ruang penyimpanan, ruang produksi , ruang pengovenan dan ruang pengemasan . Sedangkan untuk alat mesin terdapat 4 mesin produksi .
yaitu: mesin pengaduk , mrsin roling , mesin mixser dan oven .


Sistem penyimpanan bahan dilakukan dalam satu ruangan. bahan baku seperti tepung trigu , gula, garam, telur dan adonan isi disimpan dalam satu ruang . Sedangkan untuk barang - barang atau peralatan yang yang tidak beroperasi hanya ditutupi dengan plastik . Sedangkan loyang - loyang yang telah digunakan disusun di ruang pengemasan . Sistem pemindahan dari stasiun kerja satu ke stasiun kerja yang lain digunakan troli atau dengan cara manual.
  








dibantu oleh : Muh. Alfian A. H



 

Saturday, 3 August 2013

Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) V #Prambanan





FASI atau kependekan dari Festival Anak Sholeh Indonesia ialah suatu kegiatan ajang perlombaan bagi santri-santri tingkat TKA/TPA yang digelar setiap tahunnya mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga se Indonesia. Lomba yang diadakan pun bermacam-macam mulai dari lomba keagamaan seperti hafalan bacaan sholat, hafalan surat, pidato, tartil, hingga kesenian cabang seperti mewarnai, menggambar, dan menyanyi.
Oke dan untuk tahun 2013 ini santri dari TKA/TPA Al-Huda Kebondalem kembali berpartisipasi dalam acara FASI tahun 2013 ini di tingkat kecamatan yang diadakan di SMP 1 Pramabanan. Untuk kali ini aku jadi penanggung jawab santri yang mengikuti lomba mewarnai dan menggambar. Jadi tugasnya mulai dari pra lomba mendata anak-anaknya, nemenin latihan kalo yang mau, nyiapin keperluan, hingga nemenin mereka saat hari-H. Intinya begitu lah.......

Ini dia sedikit dokumentasi FASI kemaren bulan Mei, cekibrot --->

 
habis dandan latihan terkahir dulu sebelum berangkat


 



 
 di Aula SMP 1 Prambanan



 
 yang pada lomba mewarnai :)


 


 


 
 numpang mejeng bentar yee :p


Foto terakhir sebelum pulang dengan memborong beberapa perlombaan yang menang, salah satunya lomba nasyid kita menang juara satu lhooo hahaha, siap ngajuin dana lagi buat ikut FASI yang tingkat kabupaten deh besok, hehe.





Jumpa lagi di FASI berikutnya, tungguin reportasenya pokoknya (^_^)/






Sunday, 28 July 2013

SAVE EGYPT





Mendengar kabar pembantaian Sabtu berdarah di Mesir, entah bagaimana hanya bisa berdoa untuk keselamatan rakyat Mesir.
Semoga negara-negara lain respect dan membantu mereka. Semoga Allah senantiasa bersama mereka.
Amin

Tragedi Rab'ah Al Adawiyah

 
 
Tulisan di tangan korban adalah data diri yang ditulis untuk berjaga-jaga sebelumnya jikalau dirinya tewas terbunuh (dilakukan juga oleh beberapa warga lainnya agar jasadnya mudah dikenali)

 


 http://www.fimadani.com/inilah-foto-foto-tragedi-rabah-al-adawiyah/

 

Kabarnya jumlah korban meninggal sampai sekarang 480 orang. 8000 orang terluka (50 di antaranya sekarat), 1500 orang ditangkap, dan 9 channel TV ditutup supaya tidak ada yang meliput pembantaian ini.

 

 

 

Kemana lainnya?