Showing posts with label Teknologi Industri Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Teknologi Industri Pertanian. Show all posts

Thursday, 30 October 2014

Pengujian Organoleptik (Jadi Panelis)





Organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur.

Secara kebetulan hari ini diadakan pengujian organoleptik produk teh di Lab Pengendalian Mutu, Jurusan TIP UGM. Produk teh yang dujikan merupakan pengembangan produk teh sebagai bentuk kerjasama Jurusan TIP UGM dengan pabrik teh Pagilaran. Teh yang diujikan terbagi menjadi dua macam, yaitu teh yang diseduh dan teh dalam bentuk rajangan kering

Pengujian organoleptik membutuhkan panelis di dalamnya, dan dipilihlah kurang lebih 20 orang untuk melakukan pengujian produk teh tersebut. Panelis merupakan manusia atau instrumen yang dipakai untuk mengukur rangsangan di dalam penilaian indera, baik yang bersifat subyektif maupun obyektif. Dalam hal ini diketahui ada lima macam panel yang penggunaannya berbeda (berlaku untuk tujuan tertentu saja), yaitu:
 
Panel Perseorangan
Adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan, dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metoda-metoda analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah Kepekaan tinggi, bias dapat dihindari, penilaian cepat, efisien, dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali penyebabnya. Keputusan yang dihasilkan sepenuhnya hanya seorang saja.

Panel Terbatas
Terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan serta pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah berdiskusi diantara angota-anggotanya.

Panel Terlatih
Terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa sifat rangsangan, sehingga tidak terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara statistik.

Panel Agak Terlatih
Terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji kepekaannya terlebih dahulu.

Panel Tidak Terlatih
Terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial, dan pendidikan.
Panel tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan.
Untuk itu panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria dengan panelis wanita.

Panel Konsumen
Terdiri dari 30 hingga 100 orang à tergantung pada target pemasaran suatu komoditi. Mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan berdasarkan daerah atau kelompok tertentu.

Panel Anak-anak
Menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun. Panelis anak-anak ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau undangan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka, snoopy yang sedang sedih, biasa dan tertawa.

  
Sedangkan untuk kasus uji organoleptik yang ini, kami termasuk panelis tidak terlatih.

Sebelum melakukan uji organoleptik maka tentunya diperlukan persiapan pengujian seperti penataan produk, meja uji, bahan dan peralatan, sampel kontrol, air mineral, kuesioner, pemasangan kode, dan beberapa perlengkapan uji lainnya. Penjelasan mengenai indtruksi pengujian juga perlu diberikan.



 
Preparing produk pengujian



 
 Saat uji organoleptik dilakukan (komponen rasa, warna, dan aroma dinilai oleh panelis)



 
evaluasi: ruangan uji kurang luas 




Monday, 13 October 2014

REDESIGN TEH TUBRUK CAP SADEL





USULAN PERBAIKAN DESAIN KEMASAN





Berdasarkan alasan mengapa perlu dilakukannya perbaikan pada produk Teh cap Sadel yang sebelumnya sudah dijelaskan, maka kami mengusulkan perbaikan kemasan dilihat dari fungsi primernya yaitu untuk melindungi produk dan memudahkan dalam penyimpanan juga perbaikan pada fungsi sekundernya yaitu fungsi penjualan dan promosinya. Pada kemasan sebelumnya yang hanya menggunakan bahan pengemas kertas memiliki beberapa kekurangan karena pada dasarnya untuk bahan-bahan agro yang masih memiliki sifat kimiawi dan biologis alangkah baiknya disimpan pada tempat yang terlindung dari air, udara lembab, dan panas. Karena jika terjadi kontak dengan lingkungan seperti air makan teh yang sebelumnya kering akan basah kemudian membuat kualitas Teh menurun karena mengakibatkan timbulnya bau, kerusakan bahan, timbulnya jamur, merobek kertas dan lain-lain. Jika terus dibiarkan atau tetap bertahan dengan kemasan sebelumnya yaitu kertas, maka akan berdampak pada meningkatnya biaya yang diakibatkan dari jumlahnya kerusakan produk cacat. Selain dampak negatif yang didapat perusahaan, kerusakan yang terjadi juga menurunkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk sehingga membuat mereka tidak berminat membeli produk tersebut.

Kemudian untuk fungsi sekundernya ialah kemasan didesain sedemikian rupa untuk membantu promosi sebagai silent marketing. Pada desain sebelumnya kemasan Teh Cap Sadel dari segi desain gambar dan tulisan kurang menarik terlebih lagi komposisi warna yang sangat pasaran dengan merek serupa sehingga konsumen kerap tidak memperhatikannya, hal ini menyebabkan konsumen berpikir bahwa kualitasnya sama dengan yang lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan perubahan terhadap desain kemasan terlebih pada gambar dan komposisi warnanya.

Selain memperbaiki fungsi primer dan sekunder kemasan tadi, kami juga menambahkan label yang tercantum pada kemasan sebelumnya. Pada usulan desain kemasan yang baru tercantum label halal, merek dagang, nama dan alamat produsen, berat bersih, komposisi, izin produksi, tanggal produksi dan kadaluwarsa.

Dari uraian pembahasan tersebut kami membuat 3 usulan desain kemasan Teh  Cap Sadel produksi PT. Gunung Slamat  yang terdiri dari desain sachet  isi 15 gram, Desain stand up pouch dan desain isi ulang.

1.      Desain kemasan sachet isi 15 gram

Desain kemasan sachet diusulkan karena ingin memenuhi keinginan konsumen dimana dengan seiring berjalannya jaman menuntut kepraktisan dalam menikmati teh. Sering kali konsumen Teh tubruk malas untuk menakar seberapa banyak Teh yang akan diseduh. Selain itu dengan menciptakan kemasan isi 15 gram ini dapat mempeluas segmen pasar, karena produsen memberikan variasi pilihan kemasan berdasarkan beratnya. Kemasan ini juga memudahkan untuk dibawa karena dapat dibawa satu atau beberapa saja dan bisa langsung dimasukan dikantong karena tidak memakan tempat. Selain praktis, kemasan ini juga ekonomis karena konsumen menengah ke bawah juga dapat sering membelinya.

Bahan yang digunakan untuk kemasan sachet ini ialah foil metalize sehingga dapat melindungi produk dari udara lembab, debu, dan pastinya aroma produk tetap terjaga.



2.      Desain kemasan stand up pouch

Desain kemasan stand up pouch ini merupakan desain yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga yang mana isinya lebih banyak yaitu seberat 200 gram. Bahan yang digunakan juga menggunakan foil metalize sehingga melindungi produk dari udara lembab, air, debu dan menjaga kualitas aroma produk. Kelebihan lainnya selain kemasan yang awet terdapat zipper(zip lock) yang memudahkan membuka dan menutup kemasan kembali. Hal ini ditujukan untuk memudahkan konsumen dalam menjaga Teh yang berada didalam kemasan. Sehingga jika setelah daun Teh diambil dapat ditutup kembali tanpa harus memindahkan ke tempat lain atau takut jika kontak dengan udara. Keunggulah lainnya ialah terdapat window transparan pada bagian depan kemasan sehingga konsumen dapat mengetahui bentuk produk teh didalamnya seperti apa. Dengan adanya jendela transparan di kemasan, maka konsumen bisa melihat-lihat terlebih dahulu isi produk di dalam kemasan sebelum membelinya. Peluang yang diberikan kepada konsumen untuk “melihat lebih dalam sebelum membeli” tentu akan melahirkan kesan yang baik di mata konsumen, karena konsumen tidak lagi membeli kucing dalam karung gelap.



3.      Desain kemasan isi ulang

Desain kemasan isi ulang ini dimaksudkan selain sebagai kemasan porduk juga berfungsi sebagai tempat isi ulang yang dapat diisi kembali karena tempatnya yang cukup besar dan terbuat dari toples plastic sehingga cocok disimpan di dapur dan tentunya akan melindungi produk lebih awet dantahan lama. Hal ini dikarenakan penyimpanan yang rapat karena menggunakan penutup dan dapat menampung Teh lebih banyak sehingga cocok bagi keperluan rumah tangga yang biasanya melakukan stok bahan makanan untuk keluarga.

Dengan adanya kemasan isi ulang ini, konsumen yang telah sekali membeli dengan desain, setelahnya hanya tinggal membeli produk Teh cap Sadel kemasan 250 gram yang dapat dipindahkan ke kemasan toples isi ulang. Selain memberikan fungsi kemasan isi ulang, kelebihan dari kemasan toples ini menciptakan kesan elegan dan classic, sehingga konsumen tentu ingin menyimpan produk tehnya didalam kemasan ini.

Bahan yang digunakan pada kemasan ini ialah plastic PP (polypropylene). Bahan plastik ini terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Selain itu juga ringan dan tidak perlu takut jika jatuh dan pecah.



Bentuk Desain Kemasan Teh cap Sadel sebelumnya
                  




Bentuk Desain Usulan Kemasan Teh cap Sadel Produksi PT. Gunung Slamat

1.                  Desain kemasan sachet isi 15 gram 








2.                  Desain kemasan stand up pouch zipper



3.                  Desain kemasan isi ulang






 










 Konsep awal redesign ini menggunakan teh tubruk/teh rajang merek Cap Poci, namun karena satu dan beberapa alasan akhirnya diubah menjadi teh Cap Sadel. Desainya sama cuma diubah mereknya saja. Penampakannya seperti dibawah ini.


 






 #TUGAS #TeknikPengemasan #Repacking

Tuesday, 16 September 2014

Kunjungan Industri Pembuatan Tahu Putih di Wirobrajan





Kunjungan industri kali ini berada di daerah Wirobrajan, Yogyakarta dengan produk utama ialah tahu putih. Industri tahu ini dimiliki oleh Ibu Juminem dan suaminya. Mereka memulai usaha ini kurang lebih 30 tahun yang lalu. Bentuk dari industri yang dikelola Ibu Juminem ini adalah masih berupa home industri dan dalam prosesnya dibantu oleh anaknya.

Hasil samping produk tahu putih ini nantinya diolah menjadi tempe gembus dan pakan ternak. Seperti tahu pada umumnya, bahan baku yang digunakan adalah kedelai. Industri tahu ini menggunakan kedelai impor dan kedelai lokal, dimana dalam produksi selama 1 hari bisa menghabiskan 1 kuintal kedelai. Untuk air yang digunakan selama proses pembuatan menggunakan air sumur dimana digunakan untuk keperluan mencuci, memasak, dan merendam. Untuk mesin dan peralatan yang ada, industri ini menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu dan serbuk kayu, mesin penggiling dengan bahan baku solar (dalam 2 hari mampu menhabiskan 5 liter solar), media memasak, kain sebagai penyaring, batu sebagai alat bantu pengepresan, dan beberapa peralatan pencetak ukuran tahu. Tungku pemanasan menggunakan sisem uap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, uap dialirkan menggunakan pipa menuju dasar tungku/bejana perebusan.

Proses produksi tahu awalnya dimulai dengan menyortasi kedelai menggunakan air, dimana kedelai yang sudah jelek kualitasnya akan mengapung. Kedelai hasil sortasi tersebut kemudian direndam dengan air selama 4-5 jam. Setelahnya barulah kedelai dicuci bersih dan digiling hingga menjadi sari kedelai. Kedelai impor dan lokal dicampur dengan perbandingan 1:1, namun dapat pula keduanya tidak dicampur. Sari kedelai direbus dalam benjana perebusan hingga mendidih dan matang secara sempurna. Benjana perebusan pada industri ini terbuat dari semen. Setelah mendidih, maka kemudian disaring menggunakan kain penyaring lapis dua menuju tungku pencampuran. Penyaringan ini memiliki tujuan untuk memisahkan sari kedelai dengan limbahnya, dimana nantinya yang dihasilkan benar-benar saripati kedelai. Setelah disaring, ampasnya disisihkan.

Saripati kedelai yang telah masuk bejana pencampuran kemudian ditambahkan air fermentasi. Air fermentasi ini didapat dari air yang sisa pada proses pencampuran saripati kedelai dengan air fermentasi pada proses sebelumnya. Air fermentasi yang digunakan adalah air fermentasi berumur 1 hari, semakinn lama semakin cepat proses penggumpalannya. Dalam sekali proses digunakan 2 ember air fermentasi. Selanjutnya ditunggu hingga menggumpal dan air yang ada terpisah di atas untuk kemudian disedot dengan selang agar dapat dkeluarkan dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan pada produksi selanjutnya. Saripati kedelai yang telah menggumpal kemudian dipindahkan pada kotak kayu yang dilapisi kain untuk dicetak yang sebelumnya ditunggu hingga padat. Proses ini memakan waktu kurang lebih 15 menit, tahu yang sudah padat kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm atau 15 cm. Setelah itu tahu direndam dalam ember berisi air agar tetap segar dan tidak lengket satu dengan lainnya.

Seperti industri lainnya, industri tahu ini juga menghasilkan limbah. Limbah padat yang dihasilkan yaitu ampas tahu diolah menjadi tempe gembus atau pakan ternak, sedangkan limbah cairnnya dibuang ke IPAL kolektif yang dikelola oleh pemerintah.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan langsung ke industri tersebut, tentunya terdapat beberapa kendala yang dialami dalam menjalankan industri tahu Bu Juminten, hal tersebut antara lain adalah kurangnya tenaga kerja karena hanya ada 1 pekerja di sana, harga bahan baku yang naik turun tidak stabil, harga solar yang mahal, juga kurangnya ketersediaan kedelai lokal meskipun sebenarnya kedelai lokal menghasilkan tahu yang lebih enak.



 
 Proses penggilingan kedelai yang sebelumnya telah direndam


 
Instalasi pemasakan kedelai menggunakan benjana semen dengan sistem uap dan pengairan melalui pipa yang ada di atas bejana untuk memudahkan pemberian air saat pemasakan.

 
 Pemasakan kedelai yang telah digiling hingga matang



 
Alat penyaring yang digunakan terbuat dari anyaman bambu yang atasnya nanti dialasi kain tipis untuk menyaring sari kedelai



Setelah matang dilakukan proses penyaringan ampas dengan sari kedelai ke dalam media bejana yang lain



 
 Supaya sari kedelai tersaring maksimal, maka pengepresan dibantu dengan penindihan menggunakan batu


 
Setelah hanya tersisa sari kedelai maka dicampur dengan cuka/kecutan (dalam industri ini mereka menggunakan air kecutan atau air fermentasi produksi sebelumnya, selain murah juga agar mengurangi limbah cairnya).
Sari kedelai mengandung protein, sehingga saat dicampur dengan cairan asam (cuka) maka akan terjadi penggumpalan yang nantinya akan memadatkan sari kedelai sehingga menjendal dan keras yang pada akhirnya kita menyebutnya sebagai tahu.




 Setelah sari kedelai mulai menggumpal maka air kecutan dibuang (atau disimpan kembali sebagai kecutan untuk produksi selanjutnya). Dalam industri ini pengambilan air menggunakan selang besar yang akan menyedot air dari dalam bejana yang atasnya diletakkan tampah sebagai filter agar gumpalan tahu tidak terikut.



 Sari kedelai yang telah menggumpal dicetak dalam cetakan kayu berbentuk kubus.

 
Cetakan ditutup dengan papan kayu agar air didalamnya berkurang dan tahu cepat memadat.



 
 Tahu yang sudah jadi


 
 Ampas tahu dari hasil proses penyaringan dengan sari kedelainya




Ibu Juminten sang pemilik industri pembuatan tahu putih



 Tim praktikum mikrobiologi industri angkatan 2012 bimbingan saya












*) Proses dan alat yang ada pada industri tahu ini mungkin berbeda dengan industri tahu lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan industri dan keinginan pemiliknya masing-masing.









Sunday, 31 August 2014

Teknik Pengemasan Pupuk Urin Kambing








          Pupuk cair adalah salah satu jenis pupuk kandang yang dibuat dari bahan cair yaitu urin ternak. Pupuk cair dibuat dengan cara fermentasi dalam suasana anaerobik untuk meningkatkan kandungan unsur N, P, dan K dalam urin sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti/pelengkap pupuk anorganik. Ketersediaan bahan baku urin ternak banyak dan melimpah sehingga dapat dimanfaatka menjadi pupuk daripada terbuang begitu saja.

          Beberapa manfaat pupuk urin kambing ialah sebagai alternatif dari pupuk anorganik dan lebih ramah lingkungan, bahan baku mudah didapat dan banyak tersedia, kandungan unsur N dan K lebih tinggi serta mudah diserap tanaman karena bentuknya cair, dan sebagai alternatif pengolahan limbah peternakan.

           Produk olahan hasil pertanian merupakan produk yang masih dapat melakukan aktivitas kimia biologi meskipun setelah dilakukan proses pengolahan. Oleh sebab itu produk pupuk cair urin ternak yang telah jadi perlu dipertimbangkan bagaimana cara pengemasan dan bahan apa yang digunakan untuk mengemas. Penyiapan alat dan bahan praktek percontohan pengemasan produk olahan disesuakan dengan produk akhirnya yaitu cair sehingga pengemas yang digunakan berupa botol.

     Pembuatan desain labeling pada produk olahan hasil pertanian bertujuan untuk memberikan informasi pada produk yang di buat yang berisi nama produk, produsen, komposisi, manfaat, dan saran pemakaian. Label produk merupakan salah satu faktor penting yang dapat menguatkan branding suatu usaha dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Keberadaannya menjadi semacam tanda pengenal sekaligus pembeda dari kompetitor. Pemilihan warna, tipografi, logo, dan gambar juga harus dipertimbangkan agar sesuai dengan ciri khas dari produsen pupuk cair organik buatan kelompok ternak Padukuhan Surodadi. Produk yang telah di kemas dan diberi desain ini ternyata mendapatkan tanggapan positif dari peternak dan juga pihak perangkat desa karena mampu memberikan citra baik bagi produk tersebut dan meyakinkan bahwa produk tersebut dapat berkesempatan untuk diluncurkan di pasaran.




Cara Pembuatan Urin Ternak







Peternakan termasuk dalam arti luas dari pertanian, sehingga pengolahan hasil peternakan ataupun limbah peternakan termasuk dalam kategori pertanian. Pengolahan hasil pertanian merupakan salah satu cara untuk memberikan nilai tambah pada produk olahan dari limbah tersebut. Pembuatan poster bagan proses pengolahan limbah ternak bertujuan untuk memudahkan warga memahami langkah-langkah pembuatan produk olahan tersebut sehingga dapat dengan mudah diterapkan oleh masing-masing peternak.

Pupuk cair adalah salah satu jenis pupuk kandang yang dibuat dari bahan cair yaitu urin ternak. Pupuk cair dibuat dengan cara fermentasi dalam suasana anaerobik untuk meningkatkan kandungan unsur N, P, dan K dalam urin sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti/pelengkap pupuk anorganik. Ketersediaan bahan baku urin ternak banyak dan melimpah sehingga dapat dimanfaatka menjadi pupuk daripada terbuang begitu saja.

Cara pembuatan pupuk urin ternak:
1. Saring urin domba/kambing/sapi yang sudah ditampung menggunakan kain
2. Siapkan drum/botol kedap udara
3. Masukkan molase, kemudian starter EM4, dilanjutkan urin domba/kambing/sapi
    dengan perbandingan molase : EM4 : urin = 1:1:100
4. Tutup drum/botol, aduk-aduk atau dibolak-balik, lalu didiamkan selama 7 hari
5. Aduk setiap hari dan drum/botol dibuka sebentar setiap hari untuk mengeluarkan
    gas amonia, kemudian tutup kembali.