Saturday, 28 April 2012

Kronologi Kisah Film “DENIAS Senandung di Atas Awan"










Film ini menceritakan tentang sosok Denias. Denias adalah anak yang tinggal disekitar daerah Papua. Dia hidup dengan sederhana sekali. Rumahnya pun masih beratap daun kering. Anak-anak di sana sering mendapat bantuan dari pemerintah, diantaranya bantuan pangan yang diantarkan melalui helikopter. Denias adalah seorang anak yang mempunyai keinginan kuat untuk sekolah. Ia rela sampai pergi dari rumah dan ke kota untuk mencapai keinginannya itu. Ia juga anak yang baik dan suka menolong. 

Dimulai dengan Upacara Pemasangan Koteka di Desa Denias, Papua. Yang merupakan salah satu upacara yang biasa digunakan/ dilaksanakan oleh masyarakat Papua sebagai tanda dimulainya masa remaja dari anak-anak, bagi para anak laki-laki. Termasuk yang dilakukan Denias, Velix, dan Noel. Setelah pemasangan Koteka, maka resmilah terpisahkannya Honai (tempat tidur) antara laki-laki dan wanita di desa Denias termasuk antara suami dan isteri. 
Keinginan Denias yang kuat untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, membuat dia sangat semangat untuk sekolah, yang merupakan sekolah darurat yang berada di desanya. Seperti saat suatu hari dia ingin berangkat sekolah dan dia mencoba untuk membersihkan badannya (mandi), tetapi karena udara, suhu yang sangat dingin, dan air sungai yang dingin membuatnya tidak jadi mandi dan ia hanya cuci muka dan membersihkan ketiaknya. Setelah itu ia langsung berangkat sekolah, tetapi sayang Denias terlambat masuk sekolah. 
Tiba-tiba muncul Helikopter yang akan mendarat dengan suaranya yang kencang dan angin yang dibawanya. Denias dan teman-temannya langsung menuju Helikopter karena mereka ingin ikut terbang, seperti biasanya. Helikopter itu membawa bantuan makanan untuk warga desa Denias dan yang menyalurkan bantuan itu adalah Maleo.     
Suatu hari setelah Denias main ia melihat ibunya sakit dan lalu pingsan. Ia langsung memanggil bapaknya dan bergegas menuju ke rumah Maleo untuk memeriksakan ibunya dan meminta obat. Malamnya, ketika Denias dan Ibunya sedang tidur, Ibunya membangunkan Denias agar membuka baju Denias karena basah. Denias pun membuka bajunya dan ia meletakkan bajunya disamping perapian. Setelah itu Denias beserta kedua temannya pergi berburu kus-kus. Saat Denias akan memanah kus-kus, Denias melihat api berkobar diperkampungannya. Denias pun pulang dan ia pun kaget karena kebakaran itu menimpa rumahnya dan ibunya yang menjadi korban. Denias sangat bersalah atas kematian ibunya. Upacara berkabung yang dilakukan oleh masyarakat Papua adalah potong jari dan mandi lumpur. Dalam upacara itu orang yang dipotong jarinya adalah suami/istri orang yang meninggal. Bapak Denias pun ikut dalam upacara tersebut. 
Beberepa hari kemudian gempa berkekuatan 5,8 SR menghantam sekolah darurat Desa Denias. Denias dan kawan-kawan membangun sekolah kembali dipinggir sungai. Ternyata guru yang mengajar (Maleo) tiba-tiba pergi untuk bertugas. Sebelum Maleo, Pak Samuel lah yang mengajar Denias dan karena istri Pak Samuel sakit di Jawa, ia pulang ke Jawa. 
Setelah Maleo pergi, Denias berniat untuk pergi ke kota dan mencari Maleo disana. Dalam perjalanan ke kota, Denias pingsan dirumah jaga kakak Denias, di desa Banti 4 hari perjalanan dari desa Denias. Dengan perjuangan dan keinginan yang kuat. Akhirnya Denias pun sampai ke Kota dengan meniru cara Enos(teman Denias). Yaitu dengan menaiki mobil bak secara diam-diam atau biasa disebut penumpang gelap. Setelah sampai di kota, Denias langsung mencari-cari Maleo dengan bertanya kepada tentara-tentara yang dia temui. Tapi sayang mereka tidak mengetahui dimana Maleo dan siapa Maleo karena Maleo adalah nama kesatuan. 
Beberapa saat kemudian Denias sampai di kota dan ia langsung bertanya tentang keberadaan Maleo lepada tentara-tentara yang ditemuinya. Namun sayang mereka tak tahu dimana Maleo. Karena Maleo adalah nama kesatuan. 
Beberapa saat kemudian Denias melihat sebuah sekolah. Dalam hatinya, Denias ingin sekali sekolah disitu. Pada saat itu, ada seorang guru yang biasa dipanggil Bu Sam dan ia bertanya pada Denias apakah ia mau sekolah disini? Denias senang sekali dan ia pun mengiyakannya. Tapi sayang, poersyaratan masuk sekolah itu harus mempunyai rapot dan Denias tak mempunyainya. Sedangkan Enos punya, tapi ia tidak yakin dengan rapot ia bisa sekolah. Tapi dengan saran Denias, Enos pun pulang ke desa untuk mengambil rapot. Saat Denias masih dalam percobaan adaptasi sekolah, ia bertemu dengan Noel. Noel sangat jahil dan nakal pada Denias. Noel selalu membenci Denias, terutama saat Denias dekat dengan Angel. Noel tidak suka karena ia sendiri suka dengan Angel. Angel selalu membela Denias dan menolongnya terutama saat Denias dijahili oleh Enos dan kawan-kawannya. Jika Denias dijahili oleh Noel, ia selalu diam dan tidak membalas. Namun semenjak perpisahan Denias dengan Maleo, Denias belum pernah bertemu. 





No comments:

Post a Comment