Friday, 21 December 2012

TAMANSARI JOGJA






Dua hari sebelum mulai libur minggu tenang, nyolong star buat jalan-jalan sama temen-temen kampus sebelum pada mudik ke kota masing-masing. Hehe. Pulang kuliah habis nunggu hujan berhenti sekitar sejaman lah langsung deh pergi... Pertamanya bingung mau kemana, terlalu banyak alternatif. Sebenernya angkatan aku mau pergi ke pantai, tapi cuaca gak banget tuh... Tapi akhirnya memutuskan ke Taman Sari aja dech... Aduuh kita dah kayak putri raja mau pergi mandi, yuuk mari ciiin :D
Tapi eh tapi tak semulus kulitku ini *eeh , pas sampe parkiran tamansari terdengar suara adzan dan itu pas banget kita mau menuju gerbang kolamnya. Udaaah tutup ternyata sodara-sodara. Ouch....
Tapi demi asas eman-eman dan mubaziroh jauh-jauh dari kampus, kita harus tetep cari jalan buat masuk meski kolam tak terbuka, meski gerbang pintu telah terkunci, kita akan tetap masuk. Hahaha. Dan mulailah kita mencari jalan ke dalam.



 





Halaman depan, pas banget tu pintu masuk udah tutup -,-
Sekilas info aja, kalo mau masuk kolamnya cuma sampe pukul 15.00, kalo mau masuk masjid bawah tanah dan bentengnya sampe pukul 18.00.



Yang belum pernah ke Tamansari, ada nih infonya:





Taman sari merupakan taman istana atau pesanggrahan letaknya kira-kira 0,5 km sebelah selatan keraton yogyakarta. Ditempat ini sultan dan keluarga beristirahat atau melakukan semedi. Taman sari menarik untuk dikunjungi, Disini kita akan merasakan nuansa berbeda. Meski berada di dalam areal keraton bentuk dan arsitektur tidak sama dengan bangunan keraton. Ciri khas bangunan bangunan Jawa tidak terlihat disini. Ini memang di karenakan bangunan taman sari tidak bercorak jawa asli melainkan campuran dengan gaya portugis. Sewaktu mendirikan komplek Taman Sari Hameng Kubuono I dibantu arsitek berkebangsaan portugis. Seperti namanya "Taman Sari" tempat ini berupa taman yang banyak ditumbuhi pepohonan dan bunga. Tanaman yang tumbuhi di tempat ini membuat udara terasa segar dan bersih.

Pesanggrahan Taman Sari dibangun setelah Perjanjian Giyanti (1755), yakni setelah Sultan Hamengku Buwana sekian lama terlibat dalam persengketaan dan peperangan. Bangunan tersebut dimaksudkan sebagai bangunan yang dapat dipergunakan untuk meneteramkan hati, istirahat, dan berekreasi. Meskipun demikian, Taman Sari ini juga dipersiapkan sebagai sarana/benteng untuk menghadapi situasi bahaya. Di samping itu, bangunan ini juga digunakan untuk sarana ibadah. Oleh karenanya Peanggrahan Taman Sari juga dilengkapi dengan mushola, tepatnya di bangunan Sumur Gumuling.
Nama Taman Sari terdiri atas dua kata, yakni taman 'kebun yang ditanami bunga-bungaan' dan sari 'indah, bunga'. Dengan demikian, nama Taman Sari dimaksudkan sebagai nama suatu kompleks taman yang benar-benar indah atau asri.

Taman Sari terbagi menjadi 3 bagian utama bangunan sakral, kolam pemandian, dan pulau kenanga(pulau cemeti). Bangunan sakral berupa bangunan tersendiri tempat sultan dan keluarga bersemedi. Kolam pemandian terdiri dari dua buah kolam yang dipisahkan bangunan bertingkat dan kelilingi tembok yang tinggi. Pada kolam terdapat pancuran berbentuk naga. Dari pancuran inilah keluarnya air untuk mengisi kolam. Disisi kolam terdapat bangunan menyerupai rumah yang mungkin digunakan sebelum atau setelah bersenang-senang di kolam pemandian.
Kawasan Pulau Kenanga atau pulau cemeti terdiri terdiri dari lorong-lorong bawah tanah, masjid Bawah Tanah, dan Pulau Cemeti itu sendiri yang berupa bangunan tinggi. Lorong-lorong bawah tanah berguna sebagai jalan menuju ke pulau Cemeti atau masuk kedalam masjid Bawah Tanah. Pada zaman dahulu konon digunakan sebagai jalan rahasia keistana dan jalan menuju laut Selatan bagi sultan untuk bertemu nyai Roro Kidul.
Mesjid bawah tanah sangat unik karena berada di bawah tanah. Untuk menuju ketempat ini harus melewati lorong-lorong dan menuruni tangga. Selain dari letaknya dibawah tanah bentuk bangunan juga unik. Berbeda dengan mesjid biasa yang berbentuk persegi dan luas, masjid ini berbentuk lingkaran di tengah-tengah nya terdapat sumur bernama sumur Gumilang.


 
Kok keliatan kolamnya?? Katanya ditutup?
Iya dongs cari jalan alternatif lah, haha
Bisa dilhat pipit pada foto pertama berlatarkan atap seng rumah, selanjutnya foto upaya menaiki pagar agar dapet view belakang berupa kolam. Haha, akhirnya kita semua berhasil naik ^^







*Bunciiiiiiiisssssss (smile please :D)







 









 
Lewat rumah penduduk yang dindingnya banyak dilukis gambar-gambar :)







Yuk antri foto KTP satu-satu dulu ya kaka. (Pose sama, latar sama) :D







 
Latar kayak di Thailand nii hehe. Pose Thailand Style dulu. Yang satu ---> "Banci Thailand Style"
Yuk mari!!





 Inilah alasan kenapa dua foto di atas latarnya sama semua. Yaiyalah, space nya yang tanpa penghalang cuma dipinggir, banyak besi-besi penyangga ternyata. Huhuuu -______-







 
Lorong menuju masjid bawah tanah yang melewati tangga turun ke bawah. Horor ni kalo sendirian.










 
"Potong Bebek Angsa Style"
o____O"









Taman sari ini juga memiliki fungsi sebagai tempat pertahanan Lorong-lorong yang berada ditempat ini konon berfungsi sebagai jalan rahasia menuju keraton dan bangunan tinggi di pulau Cemeti digunakan untuk mengintai musuh.





 
 lewat Kampung Cyber







 
 Kolam yang ada ditengah-tengah masjid bawah tanah >________<







 
 Pintu masuk ke benteng










 
 Beneng bagian dalam, kokoh banget kayaknya.










^^  7 Bidadari di Tamansari  ^^


Selesai


















No comments:

Post a Comment